Foto : Helena Lopes / Unsplash
Penulis : Jlitheng
Topik pagi ini terinspirasi dari tegur sapa beraroma nostalgia antar sahabat se almamater di “We A Grup” kami. Ada yang berulang tahun ke 70. Selain beraneka ucapan selamat, ada pernyataan menarik: “70 adalah usia idaman, sekaligus peringatan bahwa tugas ini belum usai, karena kita harus mengampuni sampai 70 x 7”. Wah!
Selamat berbahagia dan berlanjut jadi garam lewat pengampunan, sapa saya untuk Opa yang berulang tahun itu.
Garam dalam konteks hidup saat ini, bukan barang istimewa, karena murah melimpah dan hampir tak bernilai. Garam memang murah, tetapi jadi garam tidaklah mudah.
Garam, dalam konteks era Yesus, sangat beda. Garam adalah barang berharga yang bernilai tinggi bahkan punya nilai tukar seperti uang jaman sekarang. Kata salary konon berasal dari kata ‘sal’ yang berarti garam. Pada zaman itu, garam digunakan untuk mengupah pekerja.
Jadi garam dunia berarti orang yang bernilai bagi semua orang dengan cara:
• Memberi rasa sukacita
• Menyembuhkan
• Jadi berkat
• Mengusir kuasa jahat
Sebagaimana fungsi garam pada zaman itu, jelas tidak cukup hanya jadi biasa saja, mediocre hambar tanpa rasa. Salah satu yang tidak mudah adalah jadi garam lewat mengampuni sampai 70×7. Artinya, kita harus memiliki pribadi yang murah hati.
Mengampuni itu tidak mudah, karena dibutuhkan kebesaran hati, dan ikhlas.
Selamat Ulang Tahun ke 70 untuk semua Oma – Opa dan sahabat yang berulang tahun. Jangan lupa mengampuni 70 x 7.
Salam sehat dan tetap berkobar berbagi cahaya.
Berani Berkobar Berbagi Terang – Catatan halaman 151