Menjadi ‘Salam Pagi – Catatan halaman 134

Foto : Dawid Zawila / Unsplash

Penulis : Jliteng

Pagi adalah masa awal sebuah hari. Dalam kebudayaan Indonesia, pagi adalah masa mulai dari tengah malam hingga tengah hari. Waktu pagi adalah istilah yang mengawali seluruh waktu dalam satu hari, mendahului siang, dan malam hari.

Makna ’pagi’ dalam ‘Salam Pagi’ kita lebih dalam dari arti penunjuk waktu seperti di atas.

Ketika beberapa sahabat berucap : “Tumben atau Salam Pagi koq dikirim malam hari atau… koq Salam Paginya belum dikirim? Anda oke, bukan?”

Semua yang terucap itu mengisyaratkan ‘hakekat Salam Pagi’ , yakni peka dan peduli. Dengan ‘Salam Pagi’, setiap pribadi dari kita diundang menjadi mentari pagi hari, inspirasi di awal bhakti, tanda rahmat Ilahi, nafas dan daya baru bagi siapapun dan dengan cara apapun.

‘Salam Pagi’ adalah ajakan untuk menjadi sesuatu  yang bermakna, setiap hari, bagi Tuhan dan sesama.

Banyak cara yang biasa dilakukan, seperti : mau menjadi teman bagi anaknya yang sedang membangun citra diri, tekun menjadi pelita jiwa bagi sang buah hati, kreatif melahirkan kaboce-kaboce baru bagi sesama warga, jadi berkat untuk siapa saja yang berat langkah hidupnya.

 Aku dan kita setiap saat, jika mau, bisa menjadi ‘Salam Pagi’ yang  berarti bagi sesama.

Salam sehat dan tak henti berbagi cahaya.

Kami Tidak Melupakanmu – Catatan halaman 132

Niat Disertai Keringat – Catatan halaman 128

Takut Minta Tolong – Catatan halaman 126

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.