Foto : Dawid Zawila / Unsplash
Penulis : Jliteng
Pagi adalah masa awal sebuah hari. Dalam kebudayaan Indonesia, pagi adalah masa mulai dari tengah malam hingga tengah hari. Waktu pagi adalah istilah yang mengawali seluruh waktu dalam satu hari, mendahului siang, dan malam hari.
Makna ’pagi’ dalam ‘Salam Pagi’ kita lebih dalam dari arti penunjuk waktu seperti di atas.
Ketika beberapa sahabat berucap : “Tumben atau Salam Pagi koq dikirim malam hari atau… koq Salam Paginya belum dikirim? Anda oke, bukan?”
Semua yang terucap itu mengisyaratkan ‘hakekat Salam Pagi’ , yakni peka dan peduli. Dengan ‘Salam Pagi’, setiap pribadi dari kita diundang menjadi mentari pagi hari, inspirasi di awal bhakti, tanda rahmat Ilahi, nafas dan daya baru bagi siapapun dan dengan cara apapun.
‘Salam Pagi’ adalah ajakan untuk menjadi sesuatu yang bermakna, setiap hari, bagi Tuhan dan sesama.
Banyak cara yang biasa dilakukan, seperti : mau menjadi teman bagi anaknya yang sedang membangun citra diri, tekun menjadi pelita jiwa bagi sang buah hati, kreatif melahirkan kaboce-kaboce baru bagi sesama warga, jadi berkat untuk siapa saja yang berat langkah hidupnya.
Aku dan kita setiap saat, jika mau, bisa menjadi ‘Salam Pagi’ yang berarti bagi sesama.
Salam sehat dan tak henti berbagi cahaya.
Kami Tidak Melupakanmu – Catatan halaman 132