Tidak cukup memberi anak sebuah mobil mewah tanpa penjelasan apa manfaat mobil itu dan bagaimana mobil itu dipergunakan. Jika dilepas begitu saja, sang anak akan memanfaatkan mobil itu untuk kepentingan dirinya. Tak peduli akibatnya nanti pada orangatua. Kalau hanya untuk pamer di temapt sepi seperti ini tak akan jadi perhatian. Tetapi menjadi latar belakang penganiayaan, itu menjadi masalah.
Banyak orang percaya, tanaman tidak hanya memberi kesenangan. Saat berbicara dengan tanaman, mereka merasakan kedamaian yang luar biasa. Orang-orang yang berbicara dengan tanaman, percaya, tanaman mahluk hidup yang layak diajak bicara. Berbicara dengan tanaman merupakan terapi hortikultura yang mampu meningkatkan perasaan nyaman dan tenang.
Sama dengan ibu-ibu hamil dan pasangannya. Mereka percaya dengan berbicara, bercerita dan menyanyikan lagu-lagu gembira kepada jabang bayi mereka yang masih ada di perut, memberikan pelajaran bagi sang bayi kelak. Terapi spiritual yang bermanfaat abgi perkembangan kehidupan sang anak di kemudian hari. Pendidikan bisa dimulai semanjak embro bayi di dalam perut. Pertumbuhan bayi, perkembangan bayi dimulai justru ketika mereka masih menjadi bibit bayi. Sama dengan bibit tanman yang diajak bicara laiknya manusia hidup.
Terbukti, tanaman di rumah lebih subur dari tanaman tetangga. Bayi yang sejak di dalam perut disemai dengan cerita, dongeng, nyanyian dan hal-hal yang baik, ketika besar hidupnya lebih baik dari kakaknya yang tidak pernah diperlakukan dengan kasih sayang semenjak dalam perut.
Tanaman, jabang bayi adalah mahluk hidup yang tumbuh berkat perhatian orang-orang terdekat yang memberi asupan pikiran-pikiran baik untuk hidup bersama mahluk hidup lain. Anak-anak yang ketika besar, perilakunya sangat berbeda antara bayi yang suka dielus-elus, diberi dongeng dan diajak bicara sejak kecil dengan anak-anak tanpa sentuhan kasih sayang semenjak kecil. Ketaatan dan kehormatan kepada orangtua terlihat pada anak yang sering dijamah saat dalam kandungan. Ini sebuah fakta historis.
Andai sejak dini, Mario Dandy Satrya diberi pengertian tentang cara memanfaatkan harta benda dan kekayaan orangtuanya, pejabat pajak dengan harta Rp 56 miliar, mungkin ia tidak suka pamer harta orangatuanya. Ia pasti tidak mungkin menganiaya teman sebayanya seperti menghabisi seorang penjahat hanya karena laporan sesorang gadis.
Mengapa ? Karena sejak kecil dijari tentang kasih sayang dan manfaat kehidupan lain sekitar kita. Sejak awal anak-anak- terlebih anak pejabat- diajari jangan sampai mempermalukan orangtua yang ketika mengabdi sebagai pegawai negeri, dibatasi dengan perilaku henonis seperti pamer harta. Jabatan orangtua sebagai Pejabat Tinggi pegawai negeri yang diperoleh dengan susah payah, dibatasi aturan bermasyarakat.
Orangtua Mario lupa membritahu semua itu pada anaknya dan tidak menegur sang anak yang dalam medsosnya dikenal sebagai anak yang suka pamer dengan motor dan mobil mewah yang kemungkinan dari 50 juta orang, baru ada seorang Mario dengan kemewahan seperti itu. Ketika kemudian orng tahu orangtuanya adalah pejabat pajak, komentar orang bisa bermacam-macam. Menghebohkan dunia perpajakan dan berakibat fatal pada sang ayah.
Motor itu bukan untuk gagah-gagahan di jalanan sembari beraksi mengangkat roda depan. Jeep Rrubicon senilai miliaran rupiah itu tidak pantas dibawa untuk menghajar teman, gara-gara seorang perempuan bernama Agnes. Apa arangtua Mario tidak tahu anaknya suka pamer ? Aneh kalau begitu. Lebih aneh lagi jika dibiarkan atau karena sang ayah sibuk mengejar pajak ornaglain, luput mengejar gaya pamer sang anak,
Setiap harta benda yang dibawa, membawa konsekuensi tanggungjawab. Sayangnya, Mario tak punya, sebab orangtua terlalu sibuk menyedot uang masyarakat, sehingga lupa anaknya perlu gizi pengetahuan, dan tanggungjawab. Bukan sekedar kemanjaan belaka.
Skandal Dinas Pajak dan Curhat Warga