Seide.id. Rapat Pimpinan (Rapim) Kepolisian Negara Republik Indonesia tahun 2022 mengambil tema Polri Yang Presisi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktur, serta Mengamankan Presidensi G20 Guna Menyukseskan Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Maju, juga diisi dengan pemaparan dari Kabinet Indonesia Maju, yaitu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Marves Luhut P. Pandjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Anggota Polri wajib menjalankan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menerapkan disiplin nasional, dengan menanamkan nilai-nilai yang ada pada Tribrata, Catur Prasetya, serta aturan lain yang mengikat kode etik dan disiplin Polri. Hal ini diungkapkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat membuka Rapat Pimpinan (Rapim) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tahun 2022 di Gedung Auditorium STIK-PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (02-03-2022).
“Ini yang perlu ditanamkan di dalam individu dan dikembangkan menjadi satu kebiasaan yang kita bawa menjadi disiplin nasional,” kata Sigit dalam sambutannya.
Tak lupa, Kapolri mengingatkan tak hanya anggota Polri saja yang memiliki aturan tersebut, namun berlaku juga untuk istri dan anak anggota Polri. Kapolri menegaskan bahwa seluruh keluarga besar Polri harus tunduk pada aturan tersebut, karena keluarga besar Polri memiliki aturan serta disiplin berbeda dengan masyarakat sipil.
Rapat yang mengambil tema Polri Yang Presisi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktur, serta Mengamankan Presidensi G20 Guna Menyukseskan Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Maju, juga diisi dengan pemaparan dari Kabinet Indonesia Maju, yaitu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Marves Luhut P. Pandjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Para menteri yang hadir berbicara mengenai keberhasilan dan kerja sama Polri dalam mendukung program nasional vaksin, menekan angka penularan, pemulihan ekonomi, dan menyukseskan pelaksanaan Presidensi G20. Saat sesi pemaparan Menko Luhut mengatakan realisasi penanganan pandemi bisa terkendali pada varian Omicron, karena kita sudah memiliki pengalaman pada penanganan varian sebelumnya seperti delta.
“Keberhasilan kita menangani varian delta menjadi kunci sukses dalam pemulihan ekonomi nasional. Semua ini patut diapresiasi karena kerja sama semua pihak, terutama Polri yang patut diapresiasi karena berhasil melakukan dalam pelaksanaan PPKM Darurat/Level, vaksinasi, testing, tracing,” kata Menko Luhut.
Pemaparan yang berjudul Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Pandemi Covid 19 Selama Pelaksanaan Pemulihan Ekonomi, Reformasi Struktural dan Presidensi G20, menerangkan tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami rebound, kembali ke atas 5%.
Pemulihan ekonomi terjadi di semua aktivitas pada tingkat konsumsi yang semakin tinggi peningkatannya dari semenjak pandemi pertama, produksi pada sektor manufacturing yang terus melakukan ekspansi dari September 2021, investasi meningkat dan ekspor Indonesia menjadi salah satu terbaik di dunia.
Untuk inflasi kita bisa menekan pada angka 2% rendah dan terkendali, dimana Rupiah Indonesia stabil di tengah volatilitas pasar keuangan global. Meski saat ini kita dihadapkan gelombang omicron, yang berbeda dengan karakteristik delta. Penanganan dan strategi disesuaikan aspek kesehatan dan ekonomi Indonesia tetap stabil. Untuk itu tetap terjaga meski penularan lebih tinggi dari Delta, tapi keterisian rumah sakit dan kematian masih di bawah Delta. Untuk kematian yang terjadi lebih ke pasien komorbid, lansia, dan belum memiliki vaksin lengkap.
“Melihat kemampuan Indonesia mengatasi Omicron, membuat negara tetangga mengatakan kita memanipulasi keterangan, tapi kita disini bicara pada data. Silakan saja bila ingin melihat data yang kita miliki tentang kuburan dan rumah sakit sesuai kenyataan di lapangan,” jelas Menko Luhut.
Saat ini rem terhadap ekonomi sedalam PPKM darurat, penanganan pandemi difokuskan pada rawat inap RS dan kematian kelompok rentan. Strategi vaksinasi difokuskan mengejar dosis 2 di kabupaten dan kota yang belum sesuai target.