Mensyukuri Ideologi Pancasila untuk Bangsa NKRI dan Dunia – Menulis Kehidupan 318

Foto : Mufid Majnun/Pixabay

Kemerdekaan NKRI dan ideologi Pancasila bagi bangsa adalah sebuah berkat Ilahi. Perjuangan membebaskan diri dari penjajah, dan mau bersatu sebagai NKRI dalam keanekaragaman suku ras agama asal, adalah fakta berkah Ilahi.

Maka, sambil mensyukuri, ada perjuangan panjang agar berkah Ilahi ini sungguh disyukuri, lalu menjadi sumber kemaslahatan bagi segenap warga NKRI, juga berperan untuk perdamaian dunia. Sementara, ada aneka kasus kehidupan bernegara masih jauh dari ekspresi syukur, ketika dihubungkan dengan ideologi Pancasila. Antara, kasus tragedi 30 September 1965. Sebagai refleksi dan ungkapan damba serta syukur itu, maka saya tuliskan sajak :

Menggugat Kesaktian Pancasila

Pancasila itu kita
Aku, engkau, kita semua
Jiwa raga manusia Indonesia
yang memiliki harkat martabat
yang beriman dan bertuhan
yang beradab berperikemanusiaan
yang sadar saling membutuhkan
yang paham saling melengkapi
yang bermoral dan bermusyawarah
yang jujur adil bijaksana
yang solider saling menghargai
yang hidup saling mensejahterakan
yang berpikir, berkata baik
yang berbuat baik beramal

Kesaktian Pancasila
Sejatinya nurani jiwa kita
hakekatnya hati kemanusiaan sejati
Intinya harkat martabat insani
dalam berpikir berkata berbuat
Karena…
sadar mengenal hakekat pribadi
Berterimakasih pada sesama
Berterimakasih hargai alam
Bersyukur kepada Sang Pencipta
Hidup waras wajar manusiawi

Kesaktian Pancasila
Bukan rumusan kata
Bukan catatan teks kalimat
Bukan gambar simbol lambang
Bukan hari pesta peringatan
Bukan teori yang diperdebatkan
Bukan slogan tameng politik
Bukan obyek sumber permusuhan
Bukan topik adu argumen
Bukan tentang orang lain
Tetapi
tentang harkat diri pribadi
sebagai manusia nyata waras
sebagai warga NKRI tercinta
sebagai patriot bangsa Indonesia
sebagai warga dunia insani
sebagai pembawa harmoni damai

Kesaktian Pancasila
menggugat pribadi kita semua
entah rakyat atau pejabat
entah prajurit atau pelajar
entah akademisi atau profesor
entah politisi atau konglomerat
entah artis atau tokoh agama
entah jurnalis atau pedagang
entah buruh atau majikan
Entah apa pun profesinya
sebagai manusia warga NKRI
“Sudahkah saya Pancasila…?”

Kesaktian Pancasila
Ironis dan sungguh tergugat !
Ketika korupsi beranak pinak
ketika iri dengki merebak
ketika ujaran kebencian marak
ketika radikalisme dan terorisme
ketika hukum jadi permainan
dan penegak hukum berkhianat
ketika aksi politisi berseteru
ketika hukum jadi permainan
ketika pejabat tak bermoral
ketika pembunuhan dibiasakan
ketika tipu daya dihalalkan
ketika aneka kejahatan dibiarkan
ketika eksploitasi alam brutal
ketika anggaran pembangunan dicuri

Kesaktian Pancasila
Ironis dan sungguh tergugat !
Ketika agama jadi penindasan
ketika Allah dipermainkan di medsos
ketika iman difitnah diperdebatkan
ketika tidak saling menghargai
ketika adat budaya luntur
ketika tata krama diabaikan
Ketika orang kecil ditindas
Dan
air mata lara derita
membasahi wajah NKRI
darah rakyat melumuri Garuda
korupsi menodai Merah Putih
Tuhan Allah diinjak kesombongan
Manusia Indonesia lupa dirinya
“Dari mana asal usulnya
Siapa penyelenggara kehidupan
Siapa sesama saudaranya
Apa hubungannya dengan alam
Kemana nanti setelah mati”