Menua yang Sehat = Melawan Peradangan Seluruh Sel Tubuh

Seide.id -Sekarang hanya 5 persen orang di dunia yang mati tua, 95 persen sebab mati sebab penyakit. Orang dulu 95 persen meninggal sebab mati tua, hanya 5 persen sebab penyakit. Mengapa bisa begitu?

Sebab sel tubuh orang sekarang banyak dirusak oleh gaya hidupnya yang salah. Oleh lingkungannya yang sudah berubah. Pilihan menu harian, cemaran lingkungan, membanjirnya radikal bebas dari makanan, minuman, obat, gelombang elektromagnetik, cahaya matahari infrared, selain perusakan dari dalam tubuh sendiri.

Ada sekitar 50 triliun sel tubuh yang harus diselamatkan dengan merawatnya. Selain diberi kecukupan zat gizi, sel dilindungi dari efek buruk kimiawi makanan dan minuman (food additive), aneka polusi serta menu harian yang bukan menu seimbang, menu harian orang sekarang cenderung bukan balance diet.

Dalam infografik pertama kita melihat sel tubuh dirusak oleh perusak dari luar (menu harian, polusi, radikal bebas) dan perusak dari dalam, yakni metabolisme tubuh yang terganggu, yakni gangguan metabolik orang sekarang. Oleh kedua perusak ini sel tubuh dirusak.

Kita tahu dalam sel tubuh ada inti DNA atau zat baka pembawa sifat, dan di luar inti ada mitochondria. Di dalam sel ini semua metabolisme tubuh diatur. Tubuh sendiri memiliki mekanisme repair (mereparasi). Kerusakan sel belum tentu memburuk apabila berlangsung mekanisme repair alami yang direspons tubuh sendiri.

Setiap hari sekurangnya berlangsung 500 ribu peristiwa perubahan sel (cell modification). Ini menjadi tugas mekanisme tubuh sendiri untuk meredamnya yang akan berlangsung apabila tubuh sehat. Itu maka apabila proses perusakan sel tubuh selalu bisa diredam oleh mekanisme repair tubuh, sel tubuh masih terpelihara sehat. Sebaliknya, apabila perusakan sedemikian besar, antara lain akibat gaya hidup salah, sehingga mekanisme repair tubuh tidak mampu lagi membendung kerusakan sel yang terjadi, maka sel tubuh menjadi sakit.

Apabila sel yang sakit akibat tubuh tidak mampu meredam kerusakan yang terjadi, maka akan berkembang kanker, atau orang lekas menua, atau umur menjadi lebih pendek (premature death).

Pada inforgram kedua kita melihat bagaimana kerusakan sel dari dalam tubuh sendiri berlangsung, akibat terjadi metabolisme tubuh yang berubah.

Kita melihat dengan bertambahnya umur, akan muncul pengaruh metabolite, zat yang dihasilkan seiring menuanya sel (Adenine, N-Acetylcytidine). Metabolite ini memengaruhi tiga jenis sel darah bagian dari sistem kekebalan tubuh, yakni sel macrophage (monocytes), neutrophil, dan sel pembeku plateletes (thrombocyt).

Oleh pengaruh metabolite yang meningkat seiring bertambahnya usia, dua sel kekebalan tubuh ini teraktivasi lalu menghasilkan inflamasome, dengan akibat IL-1Beta (Interleukin) meninggi. Sedangkan sel platelet pembeku darah juga terakvitasi menghasilkan bekuan trombosis. Atas kedua pengaruh inflamasome dan thrombosis ini lalu berlangsung peradangan sel tubuh yang menyeluruh (chronic inflamation). Ini yang terjadi pada tubuh yang semakin bertambah umur.

Logikanya, proses peradangan sel tubuh menyeluruh ini perlu diredam, agar efeknya tidak memburuk, yakni menjadikan kondisi tubuh yang lekas menua, selain munculnya gangguan pembuluh darah berujung hipertensi, atherosclerosis, dan penyakit lain.

Melihat fakta medik demikian sekarang dunia sedang bertekun pada bahan berkhasiat yang bisa membantu meredam proses peradangan sel tubuh menyeluruh. Salah satunya kunir atau curcuma.

Bahwa ilmu kekebalan tubuh pun semakin berkembang dan peraih Hadiah Nobel 2019, diberikan kepada dua ilmuwan Jepang dan Amerika atas temuan, zat kekebalan tubuh mampu menjadi terapi kanker, tidak perlu chemotherapy lagi.

Kekebalan tubuh menjadi penting mengingat dengan bertambahnya umur kekebalan tubuh alami semakin menurun. Maka kanker, dan serangan infeksi yang tak tersembuhkan, lebih banyak menimpa usia menua. Termasuk serangan virus Covid-19.

Studi Sekolah Kedokteran Harvard menemukan cara bagaimana hidup ditata agar bisa meredam peradangan sel tubuh menyeluruh ini, bukan saja dengan zat berkhasiat, melainkan juga perlu memilih menu, dan gaya hidup sehat lainnya. Peradangan sel tubuh menyeluruh berefek buruk, sehingga kasus kanker, diabetik type2, penyakit jantung (Start taking these steps today. Fighting Inflammation shows you the way!
Step #1: Eat to beat inflammation. Harvard experts warn that many “anti-inflammatory diets” are not grounded in science. In this Special Report, you’ll discover the three best diet choices—plus essential food “do’s and don’ts” to help suppress inflammation levels.
Step #2: Get moving! Fighting Inflammation reveals how much aerobic exercise (surprisingly little!)it takes to lower inflammation levels—and how too much exercise may actually provoke an inflammatory response.
Step #3: Manage your weight. Discover the simple strategies to help you zero in on reducing abdominal fat—the kind that produces pro-inflammatory chemicals. For example, you’ll learn surprising no-pain secrets to help reduce sugar in your diet.
Step #4: Get enough sleep. Inadequate sleep not only robs you of energy and productivity it also elevates inflammation—which is especially hazardous to heart health. Fighting Inflammation reveals 4 simple steps to help you get a healthier and more refreshing night’s sleep!
Step #5: Stop smoking. Kicking the habit can result in a dramatic reduction in inflammation levels within just a few weeks, experts say. Even if you’ve tried to quit before, the steps revealed in this Special Report can help you succeed!
Step #6: Limit alcohol use. When it comes to inflammation, alcohol can be either your friend or foe. Find out in this Special Report why a little alcohol may be helpful and how much is over the line for keeping inflammation in check.
Step #7: Conquer chronic stress. Chronic stress can spark the development of inflammation and cause flare-ups of problems like rheumatoid arthritis, cardiovascular disease, depression and inflammatory bowel disease. Fighting Inflammation reveals 10 powerful ways to help lower unhealthy stress.
Whether you’re aiming to prevent cancer, heart disease, diabetes, dementia, or other conditions connected to chronic inflammation, the sooner you incorporate these seven steps into your life, the better): Menu harian yang tepat – Banyak bergerak badan – Kendalikan berat badan – Cukup tidur – Stop rokok- Batasi alkohol – Redan stres.

Apa-apa yang dianjurkan Sekolah Kedokteran Harvard sebagaimana dirangkum dalam sebuah buku Fight Inflamation di atas itu, sudah saya tuliskan dalam buku saya Sehat Itu Murah selain saya bawakan dalam talkshow serta seminar saya lebih 14 tahun lalu, yakni bagaimana berupaya mencegah supaya kita tidak perlu jatuh sakit., dengan cara tepat memilih gaya hidup. Harvard menemukan tambahan, bisa mengulur umur lebih panjang karena dengan pilihan itu sel tubuh masih terawat sehat.

Sekarang dunia sedang melirik manfaat kunir (curcuma) sebagai zat berkhasiat kuat antiperadangan alami. Barang tentu tak cukup hanya dengan cara mengkonsumsi kunir mentah (raw material), melainkan perlu memilih kunir yang sudah diesktrak dengan dosis tertentu yang memberi efek berkhasiat.

Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL

Penyakit Holyday