Bersujud di hadapan Sang Pencipta – Menulis Kehidupan 286

Foto : Quang Nguyen/Pixabay

Ketika berjuang mengetahui dan menyadari hakekat diri pribadi, ada banyak fakta yang mengagumkan. Ada jumlah terterhitung fakta dalam diri, dalam relasi dengan sesama dan yang ada di alam semesta, sungguh ajaib dan agung di luar daya nalar kita manusia. Semuanya dialami dan diterima secara cuma-cuma dari Sang Pemilik Maha Agung.

Atas dasar secuil kesadaran itu, maka ketika berterimakasih dan bersyukur, saya membandingkan diri hanya seperti sebutir pasir pantai di hadapan hamparan pasir lain dan luasnya samudera raya. Apalagi langit dan angkasa seluruh semesta. Maka kutulis sajak:

Aku Cuma Butiran Pasir…

Membaca sajakmu
berkisah tentang samudera hati
Melukiskan arus dan gelombang
Ceritakan rupa wajah lautan
juga ombak dan buihnya
semua penghuni samudera
Dan
aku tersenyum di telapakmu
aku cuma butiran pasir
Bukan di dasar samudera
tapi cuma di pesisir pantai
di bawah telapak kelanamu

Samudera hati….
penuh arti dan misteri
meskipun coba di duga
tapi
selalu tak tuntas diselami
Ombaknya besar dan kecil
gelombang dan arusnya deras
Yang pasti hanya satu
air laut samudera asin
Mungkin cukup dikenal pelaut
apalagi generasi marina
nenek moyangnya orang pelaut
putra-putri Bunda Samudera

Dan….
aku tetap butiran pasir
di tepi hamparan pantai
berkelana diayun ombak samudera
berziarah dibasahi buih arus
Dipanggang terik mentari
damba berhari-hari lestari
rindu siang malam abadi
doa sahaja butiran pasir
penghuni sejati pantai
batas samudera dan daratan

Coba kutulis…
dan terus belajar menulis
Tentang misteri samudera hati
Tentang gelombang sanubari
Tentang ombak nalar pikiran
Tentang hempasan buih rasa
Tentang perkasanya raga lautan
Putra-putri berjiwa bahari
Harmoni dengan Bunda samudera
Damai dengan pulau benua
Di bawah pesona mentari
Di garis hidup kathulistiwa

Kutulis catatan sahajaku
Bahwa
aku bangga dan bersyukur
jadi butiran pasir pantai
lahir dari rahim lautan
Ada disini
Ada di pantai ini
antara misteri samudera
dan kejaiaban daratan
Aku
cuma butiran pasir pantai
merajut kisah arti harmoni
antara samudera hati insani
dan daratan jiwa sanubari

Berjuang Peduli dan Menghargai para Penjasa – Menulis Kehidupan 281