Foto : Javier Iborra/Pixabay
Sejarah mencatat adanya tindakan pribadi dan atau bersama menghilangkan nyawa sesama manusia. Ada bermacam kejadian dengan alasannya masing-masing.
Prinsip kehidupan dalam adat budaya dan agama mengajarkan harkat martabat manusia dengan hak azasi atas kehidupan. Kehidupan diyakini sebagai anugerah Sang Pencipta, dan manusia tidak berhak menghabisi atau menghilangkan nyawa sesamanya. Merenungkan prinsip kehidupan itu, dan fakta ada yang membunuh sesama, menghilangkan kehidupan orang lain, saya tuliskan dalam sajak:
Hamburan Melati di Bibir Angin
Di atas tetes darah merah
darahku darahmu darah manusia
tertulis namaku namamu
Oleh jemari misteri waktu
tak mampu dihapus apapun
tak bisa dihilangkan siapapun
Kata asali Tangan Ilahi
asal misteri semua insani
yang terlahir ke bumi ini
dengan harkat hak asasi
untuk hidup saling mengasihi
untuk hidup saling melengkapi
Bukan saling menghabisi
Di atas darah yang membeku
pada jazad yang membisu
Itu darahku itu darahmu
karena aku dan engkau
punya takdir yang sama
dari hidup pasti mati
Dan
jika matiku dari tanganmu
jika deritaku dari jemarimu
jika jasadku dari keputusanmu
jikankiburku dari tanganmu
Maka
inilah tetes darahmu
inilah jazad tubuhmu
inilah benih kematianmu
inilah juga semua kuburmu
Alam semesta mencatatnya
Sang Pencipta melihatnya
Kalian pun tak bisa lari
Hamburan melati di di makamku
Tebaran kembang-kembang melati
di bibir angin semesta
Mewangi semerbak penuh arti
Menghampiri setiap mata jiwa
mendatangi setiap desah nafas
juga desah nafas kalian
Yang membuat hidupku hilang
Yang memisahkan nafas ragaku
Yang menciptakan kisah dukalara
Yang mengantarku ke makam
Akan terus merasuk nafasmu
hingga semuanya jadi terang
mengapa kalian habisi hidupku
dengan semua muslihatmu
Dan
pasti akan tiba waktunya
kalian panen tanamanmu
bersama keluarga anak cucu
alami seperti nasibku
Hamburan melati di bibir angin
Menempel terus di bibirmu
Merasuk terus desah nafasmu
Bukan dengan harum wangi
tetapi bau busuk tengik
Sekejam emosi kesombonganmu
Sesadis pikiran kerakusanmu
Setajam senjata peluru angkuhmu
Segelap pekat sanubari jiwamu
Karena merasa sangat berkuasa
Karena mempunyai harta jabatan
Karena yakin tak tersaingi
dan bisa menutupi segalanya
dengan kata kuasa harta
Menemukan Nilai yang Sejati dan Sementara- Menulis Kehidupan 272