Ziarah dan Mantra Sang Gadis Dusun – Menulis Kehidupan 323

Foto : Bessi/Pixabay

Bulan Oktober dan Mei dihormati oleh umat Katholik sebagi bulan devosi kepada Bunda Maria. Seorang gadis dusun Nazareth, yang dihormati sebagai tokoh iman istimewa karena dipilih Allah Sang Maha Misteri, menjadi penerima sabda Allah dan Rencana karya keselamatan bagi semua manusia.

Peristiwa iman dan kepercayaan kepada Gadis dusun sahaja. Itu, Bunda perawan Maria, serta semua ekspresi iman dalam devosi yang masih terus terjadi hingga sekarang itu, maka saya tuliskan kekskgiman saya dalam sajak:

Mantra Sang Gadis Sahaja

Bumi sedang duka lara
terdengar alunan ratap lirih
para ibu sedang duka
tangisi hilangnya nyawa anak
ratapi korban tragedi kemanusiaan
akibat aneka peristiwa tragis
Penjambretan dan pembunuhan
Penembakan dan mutilasi
Radikalisme dan perang
Musibah di lapangan olahraga
Juga
kelaparan dan kemiskinan
para pengungsi yang terlunta
rakyat yang lara tertindas
di berbagai belahan dunia

Langit diam membisu
Samudera gelorakan kesedihan
Bulan redup bintang hening
Matahari muram pucat bisu
Saksikan nasib kreasi manusia
dalam kelana ziarah tanya
melukis sosok jiwa raga
pada kanvas ruang waktu
Antara fakta dan damba
Antara selera dan karya
Antara gengsi dan nilai
Antara nafsu dan manfaat
Antara fana dan baka
dengan kata dan tindakannya
“Dunia jadi panggung sandiwara
Manusia mainkan semua peran
sesuai pilhan keputusan
Karena memiliki kebebasan”

Seorang gadis dusun
berjalan lintas ruang zaman
berkelana iringi langkah waktu
dengan bekal sepenggal mantra
Lalu….
menggendong bayi yang dibuang
menghibur lara para ibu
memberi makan yang lapar
membagi minum yang haus
Carikan penginapan bagi pengungsi
Menguatkan yang tertindas
Mengunjungi yang di penjara
Menangisi keluarga yang berduka
sambil bisikan doa mantranya
“kami ini hamba dan ciptaanMu ya Allah, terjadilah menurut kehendakMu..”

Gadis itu terus berjalan
Menghibur duka lara bumi
Membelai rasa kesedihan samudera
Menyapa Langit diam membisu
Merangkul redup bulan bintang
Menggendong mentari yang muram
Lalu…
mengobati semua dengan mantra
merawat semuanya dengan doa
“Terjadilah semuanya menurut kehendakMu, ya Sang Pencipta Maha Bijaksana”

Gadis dusun itu sahaja
dia memiliki banyak nama
karena sejatinya tanpa nama
dia berkelana dalam sunyi
melangkah tanpa banyak kata
Mantra doa pun dalam bisikan
umurnya sudah jutaan tahun
Namun
tetap kelihatan segar awet
wajah sederhana penuh bijaksana
berjalan mengiringi waktu
sejak dahulu sampai nanti
sejak Alfa sampai Omega

Maria….
Gadis dusun sahaja itu
dia putri Sang Maha Kata
dia gadis Sang Hyang Waktu
dia rahim Sang Sabda
dia meluluhkan Sang Pencipta
Agar
Maha Kasih-Nya lestari
Maha Cinta-Nya abadi
Maha Rahim-Nya tak bertepi
bagi segenap generasi insani
yang lemah dan berdosa
Sebuah fakta misteri Ilahi
yang sadar percaya mengimani
yang lain menghujat mengingkari
yang bingung diam sunyi
Semua dirangkul dan dicintai
karena putra-putri Ilahi
gadis sahaja Mempelai Ilahi
“terjadi… misteri”

Menyimak Tragedi Kemanusiaan G30S-65 – Menulis Kehidupan 317