Foto : Pexels/Pixabay
Musim dalam putaran waktu, berbeda-beda setiap tempat. Dan manusia berjuang beradaptasi dengan musim dimana menjadi tempat kehidupannya.
Di wilayah musim tropis, hanya ada musim hujan dan panas. Namun, beberapa dekade akhir ini ada pancaroba, sehingga waktunya bergeser. Banyak alasan, antara lain perilaku manusia dalam mengeksploitasi sumber data alam, serta bertambahnya jimolah populasi dan pemukiman modern. Maka, ketika musim hujan tiba, ada banyak kasus yang terjadi, termasuk di kampung dan dusun bagi para petani. Lalu, kutuliskan keprihatinan itu dalam sajak:
Ketika Musim Hujan Tiba
Berada di kampung halaman
berkumpul dengan sanak saudara
yang sebagian besar petani
Ada kisah cerita sukacita
menyambut datangnya musim hujan
bagi kebun ladang gersang
bagi bibit yang siap tanam
harapan untuk rezeki keluarga
karena hujan itu berkah
karena hujan itu kehidupan
Hujan membawa harapan baru
Ternyata berbeda-beda wilayah
dan saat datangnya hujan
serta cara memaknai hujan
Di wilayah kota metropolitan
ada cerita lara derita
karena hujan datangkan banjir
banyak rumah terendam lumpur
ada sekolah dipenuhi air
ada jalanan tergenang becek
Karena berbagai sebab alasan
dan mulai saling mempersalahkan
antara banyak pribadi lembaga
antara pejabat dan rakyat
antara para politisi akademisi
antara para calon pemimpin
entah sampai kapan
Di beberapa kota lain
juga di desa dan kampung
terjadi banjir bandang
terjadi musibah tanah longsor
terjadi jalanan rusak putus
Ketika musim hujan datang
air mengalir basahi bumi
Namun
jalan air tak tersedia
penahan air sudah dibabat
wajah tanah berubah fungsi
sistem alam tidak diperhatikan
Maka…
musibah melanda manusia
derita duka lara mendera
Justru saat yang tak terduga
karena banyak kesibukan hidup
karena mengandalkan semua baik
karena percaya pada sesama
yang mengemban tugas jabatan
demi kemaslahatan semua orang
“Musibah saat musim hujan
bukan hal baru di negeri ini
Sudah sering dan terus terjadi
Namun, seperti diabaikan saja
karena aneka kepentingan dikejar
dengan mengeksploitasi alam
tak peduli akibat nanti”
Ketika musim hujan tiba
yang terjadi di negeri ini
yang dialami di tanah ini
oleh segenap anak bangsa
Ternyata berbeda-beda makna
Antara petani nelayan kampung
dengan para buruh pabrik
Antara masyarakat di kota
dengan para penghuni apartemen
Antara para pejabat dan pengusaha
Antara petugas kebersihan kota
dengan pedagang kecil di pasar
Antara para sopir angkutan
dengan para kuli bangunan
Antara anak-anak sekolah
dengan pengendara ojek online
Musim hujan datang
bisa jadi berkat dan bencana
Musim hujan tiba
adalah berkah kejadian alam
yang berjalan wajar normal
Namun
cara berpikir kita manusia
cara menghadapi musim hujan
cara memperlakukan alam ini
cara mempedulikan sesama manusia
Ternyata berbeda dan berubah
karena aneka alasan nalar
karena aneka aturan publik
karena aneka kebijakan negara
karena aneka proyek pebisnis
karena aneka kepentingan individu
karena tabrakan aneka kewenangan
Entah di kota dan desa
Entah di metropolitan dan hutan
Entah di pegunungan dan pantai
Entah pulau kecil dan besar
“Manusia terus bertambah banyak
Kebutuhan manusia aneka ragam
Alam lingkungan terbatas
terus dikuras dan berkurang
ada hukum yang mutlak
Manusia tergantung pada alam”