Foto : Rene Rauschenberger/Pixabay
Berlayar melintas pulau dan benua adalah sebuah bagian sejarah bahari. Neneka moyang banyak bangsa adalah pelaut. Mereka berani menerjang gelombang lintas samudera untuk berbagai kepentingan. Mereka memiliki jiwa bahari.
Dalam perjalanan bahari, merekapun membuat prasasti bahari, maupun menemukan keajaiban alam raya. Pulau Kojadoi, di teluk Muamere – Kabupaten Sikka – Flores,wnyompan sebuah keajaiban bahari. Batu-batu alam di pegunungan tersusun rapih di tengah laut dan membentuk Kojadoi. Sekarang diwarisi masyaraknya, lalu menjadi sebuah destinasi wisata. Mengagumi Keajaiban bajari itu, kutulis dalam sajak:
Pesona Istana Batu Kojadoi
Berkanjang kelana di Kojadoi
antara deretan pulau kecil
di depan teluk Maumere
Bumi Krowe Nuhan Ular
Rasa kagum dan pesona
saksikan istana batu Kojadoi
berdiri indah megah kokoh
di pelukan laut utara
di antara senyuman ombak
di jaga aneka warna ikan
dan sepoi angin samudera
Ombak menjaga dengan musik alam
Gelombang mengawal dengan nyanyian
Ikan-ikan tak henti menari
Tiba di dermaga Kojadoi
rumah warga terhampar berderet
Masjid megah tegak berdiri
puluhan sampan perahu berbaris
kehidupan telah dirajut disini
di pelataran Istana Batu Kojadoi
Ajaib mempesona sanubari
“Siapa pemilik Istana Batu
Siapa yang membangun istana
Sudah sejak kapan berdiri
Begitu megah penuh makna”
Menapaki tangga Istana Batu
terlihat batu rapih tersusun
entah oleh tangan siapa
namun bukan ketrampilan insani
karena ukuran batu besar
dan tidak ada campuran
seperti semen untuk perekat
Tetapi,…
sungguh rapih tertata
batu-batu keras pegunungan
Kokoh kuat penuh energi
berbicara dalam diam hening
Laskar para satria samudera
mengawal Sang Panglima Bahari
sedang siaga menjaga amanah
sedang setia mengawal harta
Misteri warisan alam semesta
bagi segenap generasi manusia
yang akan menyibak makna
pada waktu yang semestinya
“Rahasia ini tidak diberitahukan kepada orang bijak pandai
Tetapi kepada yang kecil sederhana
menurut wasiat Sang Pemilik Semesta”
Sejumlah pohon tumbuh hijau
Beringin teduh di puncaknya
Takhta batu Sang Panglima
pelataran puncak tempat pertemuan
Semuanya penuh makna sakral
ketika sanubari jiwa peka
ketika ada mata hati
Arahkan nalar dan rasa
saat raga boleh berkanjang
di Istana Batu Kojadoi
Ketika hadir disini
sungguh kualami dan rasakan
adanya keajaiban alam semesta
Ketika jiwa raga peduli
arahkan mata hati sanubari
Untuk mengagumi karya Ilahi
Untuk bersimpuh mengucap syukur
Untuk menemukan makna sejati
Untuk jumpai hakekat diri
Lalu,…
sujud terimakasih pada Ilahi
tergerak selalu mau bersyukur
Dari Istana Batu Kojadoi
mengalir gelora dalam sanubari
menghempas ombak di pelataran jiwa
untaian doa harap sahaja
“Allah Maha Agung
Allah Maha Besar
Allah Maha Pengasih
Allah Maha Penyayang
Anugerahkan diriku bisa berkah
membawa sinar kasih sayang
membagi cahaya persaudaraan
dalam tutur kata bestari
dalam karya amal bhakti
di tengah sesama insani
sesama saudara asali”
Pulang dari Kojadoi
alami pesona Istana Batu
selalu rindu untuk kembali