Foto : Mohamed Hassan/pixabay
Keistimewaan manusia dibanding makluk lain adalah pikiran. Manusia dikaruniakan otak untuk berpikir, memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kebijaksanaan dan iman. Dengan kemampuan berpikir, manusia mengelola diri pribadi, menyadari harkat martabat, memabngun nilai bagi hati nurani dan merawat jiwa dengan iman, amal dan taqwanya.
Selain berkah pikiran, manusia pun memiliki kebebasan kehendak, sehingga bisa membuat pilihan dan keputusan. Alasan pilihan dan keputusan itu tergantung kepentingan, pengetahuan, nilai hidup dan prinsip imannya. Maka, ada aneka karakter dan sifat yang dimiliki setiap pribadi. Yang sering cukup menentukan adalah bagaimana setiap orang merawat dan mengelola pikiran agar memiliki kesadaran hakiki dan membiat dirinya bermartabat. Lalu, saya coba menuangkan refleksi ini dalam sajak:
Memeriksa Nalar Otakku
Dengan sisa kejujuranku
Kubelajar berani periksa diri
Kupaksa mengecek otak nalarku
Ternyata ada masalah serius
Otak juga ada sampah
bau busuk kotor tengik
Nalar ada Virus berbisa
gelap kacau tak waras
Jika digerogoti sampah virus
Otak nalar gagal berpikir
merusak nilai hati nurani
gelapkan iman sanubari jiwa
Otak nalar kotor sakit
butakan mata untuk melihat
pekakkan telinga untuk mendengar
Sumbat hidung untuk bernafas
Racuni mulut bicara berbisa
Merasuk jemari sembrono berbuat
Sesatkan pribadi berperilaku hidup
Jika otak nalar sehat
bisa lahirkan kesadaran diri
Kesadaran harkat pribadi manusia
mensyukuri hakekat martabat sejati
menghormati sesama saudara
mau selaras dengan alam
sujud menyembah Sang Pencipta
Untuk berjuang sehat raga
untuk kendalikan emosi dewasa
untuk miliki nurani luhur
untuk bangun jiwa bertaqwa
Semua nilai harkat martabat
Hanya bisa lahir dari
otak nalar yang bersih
pikiran yang bening waras
upaya memiliki akal sehat
dari setiap diri pribadi
dengan selalu mawas diri
dengan kerendahan hati sahaja
dengan ilmu dan kebijaksanaan
dengan iman dan doa
Dengan cinta kasih sayang
kepada sesama saudar insani
kepada Sang Maha Mengetahui
Ketika memeriksa otak sendiri
Ketika jujur mengawasi nalar
baru perlahan bisa kusadari
Bahwa
pikiran perlu dilatih cerdas
nalar perlu dikontrol selalu
Apa yang sedang dipikirkan
Untuk apa dan siapa berpikir
Bagaimana trampil berpikir cerdas
Bagaimana bernalar sehat bening
Ketika berani periksa otakku
maka terbuka mendapat jawaban
Mengapa harus berpikir waras
sehingga pribadi bisa dikelola
dengan ketrampilan ilmu kebijaksanaan
dengan nilai dan iman
Demi hidup ini bermakna
Demi berguna bagi sesama
Demi selaras dengan alam
Demi memuliakan Sang Pencipta
Berjuang Peduli dan Menghargai para Penjasa – Menulis Kehidupan 281