Foto : Gerd Altmann/Pixabay
Seringkali hal yang luar biasa, karena biasa dialami, maka dianggap biasa saja, bahkan diabaikan, terlupakan. Contohnya aktifitas nafas dan detak jantung bagi hidup kita. Jantung berdetang dan nafas tejadi, maka kita hidup. Mati adalah aktivitas detak jantung berhenti dan nafas tiada. Lalu, saat itu ada tangisan dan aneka ekspresi kehilangan.
Ada yang juga sering terlupakan yakni soal tidur dan sarana penunjang tidur. Hampir setengah kehidupan setiap orang, terjadi di tempat tidur dan berani memasukan diri ke dalam “ketidaksadaran”. Mau tidur dan nyenyak, demi pemulihan jiwa raga. Saya menyebut sebagai Misteri Natal yang terlupakan, diabaikan dan jarang disyukuri. Lalu, saya tulis dalam sajak:
Menyimak Keajaiban Natal yang Terlupakan
Beberapa hari lagi Natal
malam hujan semakin larut
Kurebahkan raga di tempat tidur
Namun,
mata belum juga terpejam
pikiran menerawang banyak hal
Aneka kebutuhan untuk keluarga
Sejumlah permintaan anak-anak
Beragam info di media sosial
Gemerlap pernak-pernik Natal
kelap-kelip pohon Natal
Juga makna Natal bagiku
Dari berbagai renungan di medsos
Saya teringat beberapa hal
yang menegaskan makna Natal
“Natal itu diriku hidupku
Natal itu lahir kembali
Natal itu menyadari Imanuel
Natal itu melahirkan kasih Allah
Natal itu syukur terimakasih
Pohon Natal itu diriku
memberikan keindahan bagi sesama
Lampu kerlap kerlip Natal
terang hidupku bagi sesama
Lagu Natal yang merdu
tutur kataku yang mendamaikan
Kado Natal yang istimewa
pemberian karya amal hidupku
yang bermanfaat bagi sesama”
Ketika pejamkan mata
Terdengar ada suara menyapa
Suara dari tempat tidurku
Bisikan dari tikar bantal
sapaan dari kasur selimut
tentang keajaiban Natal bagiku
“Dirimu bisa membeli perlengkapan tidur
atau menyewa tempat tidur
Tetapi tak bisa engkau membeli tidur dan nyenyak
Mujizat terbanyak bagi hidupmu
ada dan terjadi di tempat tidur
Hampir setengah waktu hidupmu
terjadi di tempat tidur
Kami yang menemani dirimu
Tempat untuk engkau tidur
Tikar bantal kasur selimut
Kami yang saksikan mujizat
bagi kelangsungan hidupmu
Namun,
jarang engkau sadari
apalagi berterimakasih”
Dalam keadaan setengah sadar
Saya terus mendengarkan pesan
Suara ajaib yang menggema
Wejangan makna mujizat Natal
dari tempat tidurku
dari bantal dan tikar
dari kasur dan selimut
yang tidak pernah terbayang
yang tidak pernah terpikir
yang sungguh mengherankan bagiku
Tetapi memang nyata terjadi
“Mujizat Natal di tempat tidur”
Lalu saya terbangun
dan duduk kagum heran
mencoba berpikir dan merenung
Memang…
tidur itu kebutuhan kodrati
tak bisa tidur justru masalah
bisa nyenyak adalah berkat
Ajaibnya tidur,
manusia membiarkan diri tak sadar
berani mengistirahatkan pikiran
agar pulihkan jiwa raga
agar tumbuh kembangkan diri
agar bisa terlahir kembali
“Mau tidur nyenyak
pasrah pada ketidaksadaran diri
Tak tahu apa yang terjadi
Yaqin akan bangun kembali
Nafas dan jantung bekerja
di luar kontrol kesadaran diri”
Manusia normal perlu tidur
dan tidak takut untuk nyenyak
“Tidur itu Mujizat
Natal, terlahir kembali”
Sebelum kembali lanjutkan tidur
kupandangi tempat tidurku
kusapa tikar dan bantalku
kusalami kasur dan selimutku
Kuingat pesan manfaat mereka
Kusadari mujizat yang kualami
hampir setengah kehidupanku
begitu banyak hal istimewa
Terjadi di tempat tidur
dialami saat sedang tidur
dilahirkan kembali saat tertidur
Kucapkan selamat Natal
Syukur kepada Sang Pencipta
atas Mujizat saat tertidur
dan ungkapkan terimakasihku
kepadamu tempat tidurku
kepadamu tikar bantalku
kepadamu kasur selimutmu
Atas
segala peristiwa mujizat bagiku
di atas tempat tidur
Hampir setengah waktu hidupku
ada di dalam pelukanmu
Mujizat Natal hidupku
“Aku selalu terlahir kembali
saat aku tidur nyeyak
sepanjang kehidupan pribadiku”
Menelisik Pesona Budaya dan Misteri Alam Lingkungannya – Menulis Kehidupan 285