Menyimak Relasi Ciptaan Semesta – Menulis Kehidupan 372

Foto : Quang Nguyen Vinh/Pixabay

Manusia memiliki kemampuan berpikir dan bisa membuat refleksi atas realitas dirinya, sesama, alam lingkungan, bahkan pengalaman religiusnya. Dengan kemampuan pikiran, manuisa menemukan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kehidupan bisa dikelola. Dalam hal rohani,anuaia memiliki tradisi spiritual dalam bentuk rifual adat budaya, keyakinan dan agama.

Dari Refleksi dan kesadaran manusia, ditemukan adanya hakekat realitas yang mutlak berhubungan dan sekaligus terus berubah. Renungan terhadap pengalaman tersebut, saya tuangkan dalam sajak:

Pesta Perjumpaan dan Perubahan Abadi

Duduk di pangkuan pasir pantai
kami saksikan pesta perjumpaan
tarian gelombang dan muara
sukaria Dldua saudara kembar
Air samudera diantar gelombang
Air sungai diantar banjir
Ada dan terjadi lestari
dengan ekosistem di muara
ada rasa asin, tawar dan payau
Manusia selalu membutuhkan air
“Air untuk kehidupan”

Ada sebuah perjalanan inkarnasi
Digerakan oleh panas mentari
Air samudera kirim uap
Langit kumpulkan jadi mendung
lalu turunkan air hujan
membasuh wajan alam buana
Yang di darat sebagian ke laut
sisanya di tampung tanah
Kemudian jadi mata air
mengalir lagi menuju laut
“Air selalu mencari jalannya
Air juga mengikuti wadahnya
Air bergerak ke tempat rendah
Air kembali menuju samudera
karena dari sana asalnya”

Kubisik pada pasir pantai
Perjalanan air seperti manusia
sebuah putaran ajaib inkarnasi
“Terus terjadi demi generasi
digerakkan Kasih Sang Misteri
Terlahir – hidup – mati
kemudian terlahir kembali – inkarnasi”

Pesta perjumpaan terus terjadi
Gelombang ombak menari-nari
Air sungai bersorak-sorai
mereka rayakan indahnya pertemuan
sesama saudara yang berkelana
kembali pada asal-usul nya
“Sorga adalah perayaan perjumpaan
Manusia kembali ke asalnya
disambut segenap penghuni sorga
Manusia melebur dalam Allah
dan siap dilahirkan kembali
dalam rada dan rupa baru”

Beberapa butir pasir bercerita
setelah mendengar kisah anganku
tentang perjalanan air di alam
“Yang abadi di semesta ini
adalah gerakan energi perubahan
Sang Hyang Maha Sempurna
terus menciptakan dengan kasihNya
Dia Sang Maha Nama
oleh jutaan suku bangsa
Dia Sang Penyelenggara kejadian semesta
semua terus terjadi ada dan ada
Dia Sang Maha Penari
terus menari leastari abadi
kita semua adalah tatianNya
Terus bergerak, terus berubah”

Lalu kutanyakan kembali
“apakah kalian pasir berubah”
Dan
dengan bangga pasir menjawab
“Datanglah setiap hari saksikan
Wajah kami pasir berubah
Kami selalu berubah tempat
ombak gelombang menggerakkannya
Kami selalu berubah bentuk
didandani arus buih ombak
Takdir kami pasir pantai
hanya mengikuti gerkan samudera
juga sentuhan tangan manusia
Lestari dan abadi berubah
dalam energi Pencipta semesta”

Pada hakekatnya ada perubahan
sejatinya energi asali bergerak
Maka
segalanya terjadi dan ada
terus berubah dan inkarnasi
lahirkan makna dan arti sejati
“Tarian kasih sejati Ilahi
Nyanyian cinta hakiki misteri
dalam segenap ciptaan semesta
yang kelihatan dan tak kelihatan
yang ada dan tiada
Dan
Sang Maha Enegi Ilahi
ada dalam semua yang ada
melampaui semua isi semesta
Bisa dialami semua manusia
tetapi tidak tuntas dimegerti
Hanya iman menolong budi
indera tidak mampu mencukupi
Misteri Sang Maha Misteri”

Pasti pantai terus terhampar
Gelombang samudera tersu bergelora
Ombak lautan tak henti memecah
Air sungai terus mengalir
Muara rayakan pesta perjumpaan
“Manusia terus berkreasi regenerasi
Manusia terus terlahirkan
Manusia berubah dengan budaya
Manusia selalu mengubah diri
Manusia berubah dalam perubahan
Hidup adalah misteri perubahan
Gerakan tarian Sang Ilahi
Tarian Sang Penari Abadi”

Menyadari Komplesitas Relasi Manusia dengan Sesama dan Alam – Menulis Kehidupan 294