Bangga dan Syukur untuk Tanah Tumpah Darah – Menulis Kehidupan 387

Foto : Sixto Harson/Pixabay

Setiap orang tidak pernah minta untuk terlahir, lahir dari orangtua siapa dan terlahir dimana. Inilah misteri Ilahi dan patut disyukuri oleh setiap pribadi. Dimana pun tanah tumpah darah kita, patut dimulai dengan syukur dan terimakasih. Maka akan terbuka jalan untuk berbagai berkah kehidupan

Dalam merefleksi tentang nilai sejati dari misteri kehidupan pribadi, maka saya bersyukur terlahir di Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Bumi Flobamora. Dengan konteks rasa syukur itu, berkenaan dengan HUT propinsi NTT, saya menulis sajak sebagai kado bagi tanah lahirku, yang berjudul:

Merayakan HUT 64 Propinsi NTT

Berdiri di batas damba harapan
menyongsong senyum mentari merekah
Anak-anak zaman tersenyum
berlari merebut cahaya fajar
Para perempuan memukul tifa
menari tebe dan likurai
Diiringi pekik heroik lelaki
hentakkan giring acungkan senjata
“Timor Lorosae Nian Laran
Bae sonde Bae, tanah Timor Lebe Bae”

Gong dipukul gendang ditabung
Gemerincing nyaring terdengar
Diselingi irama pekik kakalak
Para rambu menari gemulai
Para Umbu kinach Kataga
Para tetua lakukan ritual
Nyale, Pasola di Tana Humba
Keyakinan nurani terpatri karang
Rindu sanubari terjaga lestari
para leluhur di kuburan batu
“Kehidupan lestari mengiringi musim
Bersahabat padang savana keteguhan
Harapan seluas samudera raya
Menenun suka duka sejarah
lahirkan warna-warni makna
Bumi Marapu rahim cinta”

Geliat reptil Komodo
Menjaga ekor Bumi Naga
lestari terpatri doa leluhur
dari Tana Lera Gere
di Alor Lembata Adonara Solor
Lamaholot Kepala Bumi Naga
Menyatu ke Tana Ai Krowe
dan Lio Ngada Nagekeo
dan Tana Congka Sae Manggarai
“Pesona alam dan aneka budaya
Warisan adat para leluhur
Sedang bergulat mengarungi zaman
Dinamika ziarah anak generasi
berjuang memetik sinar Surya”

Merayakan HUT 64 NTT
Segenap penghuni bumi Flobamora
bangkit berdiri menatap langit
haturkan syukur pada Ilahi
Seluruh warga Propinsi NTT
sujud mencium bumi Flobamora
persembahkan doa terimakasih
“Sudah 64 tahun berjalan umur
Propinsi Nusa tenggara Timur
dengan segala perjuangan kerja
dengan semua para pemimpinnya
dengan semua suka duka
NTT telah ada dan menjadi
seperti sekarang hari ini
Di sejarah perjalanan NKRI
Di tengah kisah peradaban dunia
Syukur kepada Sang Pencipta
Terimakasih kepada sesama saudara
Terimakasih leluhur dan alam”

Merayakan HUT 64 NTT
Bangga akan bumi Flobamora
dengan warisan adat budayanya
dengan keunikan alam lingkungannya
Teringat plesetan miris sinis
tentang nama Propinsi NTT
“NTT, Nasib Tidak Tentu
NTT, Nusa termiskin tertinggal
NTT, Negeri Terkorup Tertindas
NTT, Nanti Tuhan Tolong
dan stigma lainnya…”
Maka,
ada tanya mengusik nalar
ada cambuk mencolek nurani
ada petir menghentak rasa
ada gugatan menikam sanubari
“Apakah pantas sindiran miris
Benarkan cap yang sinis
Pada bumi Flobamora ini
yang kaya Nelayan Tani Ternak
yang punya Nusa Terjanji Terberkati?”

Merayakan HUT 64 NTT
Saatnya bersama bangkit berdiri
Satukan tekad songgsong fajar
Lakukan kerja kreasi inovasi
Kelola pribadi kokoh mandiri
“Kita pewaris bumi Flobamora
Kita warga Propinsi NTT
Kita Nusa Terjanji Terberkati
untuk bercahaya bersinar terang
dengan pesona adat budaya
dengan keindahan alam NTT
dengan doa kerja tekun
demi mandiri sejahtera damai”

Bangga dan Bersyukur atas Tanah Air Indonesia – Menulis Kehidupan 280