Foto : Michaela/Pixabay
Pada hakekatnya, hidup adalah anugerah dan misteri. Lalu, pengalaman religius setiap pribadi menegaskan relasi mutlaknya dengan Sang Pemilik kehidupan serta alam semesta ini.
Namun, faktanya ada aneka tradisi religiositas manusia dalam adat budaya, organisasi agama dan kepercayaan serta pengalaman pribadi akan Sang Maha Pencipta, sungguh ternyata berbeda-beda. Fenomena sepanjang sejarah manusia, ada banyak kontradiksi antara kata ucapan dengan perbuatan, ajaran sakral rohani dan pelaksanaan atau praktek keseharian. Sampai zaman ini, urusan keimanan dan relasi dengan sang Pencipta malahan memprihatinkan, karena berbagai alasan. Atas pengalaman demikian, saya membuat refleksi dan catatan dalam bentuk sajak:
Hanya Ada Satu Syarat
Aku mencari-Mu Tuhan Allah
sudah ke delapan arah angin
Namun belum kutemui Engkau
Wajah-Mu kucari ya Allah
rindu dambaku menjumpai-Mu
dengan mataku yang kecil
dengan pikiranku yang terbatas
dengan jiwaku yang sahaja
dan damba apa adanya
Dimanakah Engkau kutemui ?
Bolehlah kulihat Wajah-Mu?
Kapankah bisa kudengar Suara-Mu?
Aku tanyakan Engkau
kepada para tokoh agama
Ada aneka jawaban mereka
sesuai keyakinan iman mereka
dan
bagiku masih membingungkan
“Kami pun belum bertemu
Hanya iman menolong budi
indera tak mencukupi
untuk melihat bertemu Tuhan
untuk mendengar suaraNya
Apalagi memandang wajahNya”
Aku membaca Alkitab
kisah cerita para pendahulu
Sabda suci yang diwariskan
Pengalaman iman para Nabi
Ziarah jiwa para bangsa
Tentang karya penciptaan-Mu
Tentang keajaiban alam semesta
Tentang sejarah keselamatan
Tentang Sang Juru Selamat
Tentang agungNya Kasih Setia-Mu
Tentang hukum dan perintah-Mu
Tentang pemberontakan manusia pada-Mu
Juga
tentang sejarah organisasi agama
tentang tradisi para tokohnya
Nyata, mengagumkan dan membingungkan
Di zaman digital milenial
Ada berbagai informasi dibuat
Tentang ziarah iman manusia
Tentang pengalaman religius manusia
Tentang organisasi agama dunia
Tentang aneka aliran kepercayaan
Tentang tradisi budaya spiritual
Tentang tokoh-tokoh spiritual
Tentang bermacam konsep Tuhan Allah
Juga
Tentang yang tidak beragama
Tentang yang tidak bertuhan
Tentang yang apatis atheis
Dan
yang anti agama dan Tuhan
yang membunuh demi agamanya
dan kejahatan demi nama Tuhan
Aku diam dan berpikir
Syukuri terlahir dan hidup
dari tradisi adat budaya leluhur
dari warisan iman agama
Dan
mendapatkan pengalaman spiritual
Terus berjuang menata pikiran
Terus belajar merawat nurani
Terus menjaga sanubari jiwa
Agar layak di tengah sesama
Agar pantas di mata-Mu Tuhan
Namun,…
rindu damba terus bergelora
dalam tanya penuh harap
Bertemu dengan-Mu Tuhan
Melihat wajah-Mu Allah
Mendengar suara-Mu Sang Ilahi
Bolehkah….?
Saat diam tak disangka
Ada angin sepoi menyapa
bisikan pada nafas jiwa
suara misteri penuh makna
kata-kata yang bijaksana:
“Jangan mencari-Ku kemana-mana
Aku disini dalam nafasmu
Aku dalam jantung darahmu
Aku hadir di jiwa ragamu
Aku juga semua tanya mu
Dan
tanyamu adalah jawabanKu
Akulah tanya dari segala tanya
Akulah jawaban Maha Sempurna
Jalankan saja imanmu
Amalkan saja agamamu
Ciptakan saja Tuhan Allah-mu
Hanya ada satu syarat
Jangan mengganggu sesamamu
Jangan menjadi halangan saudaramu
Jangan menjadi sumber masalah
Berjuanglah….!!!
Agar imanmu dan agamamu
Agar Tuhan Allah-mu
Bisa dialami sesama saudaramu
dalam amal kasih sayangmu
dalam kehadiran jiwa ragamu
dalam kata dan perbuatanmu
Sehingga
sesamamu makin teguh imannya
saudaramu makin taqwa beragama
sesamamu makin mencintai Tuhan-nya
Jika satu syarat itu
mampu engkau setia laksanakan
bisa engkau tekun jalankan
Maka,…
engkau pasti bertemu Aku
engkau bisa melihat Wajah-Ku
engkau dapat dengar Suara-Ku”