Foto : Istock
Lho, mana mungkin …? Umumnya orang itu menyesal belakangan, kalau di depan itu memangnya pembukaan, _woro-woro_.
Ya, tidak begitu. Tetapi pola pikir kita yang semestinya berubah. Membiasakan diri dengan hal yang biasa atau umum itu kuno dan ketinggalan zaman. Orang yang mudah emosi itu kampungan. Saatnya kita berani tampil sebagai pembaharu. Istilah gaulnya, tampil beda itu keren.
Prioritas pertama dan utama kita adalah sesali pola hidup lama untuk hidup baru. Kita ajak ngobrol baik-baik ego sendiri agar tidak membuat masalah dan malu-maluin di luaran. Si ego diberi pengertian, _dielus_, dan disayang agar tidak _binal_, tapi agar mudah dikelola, dikendalikan, dan menjadi jinak.
Bersikap ramah dan murah senyum itu ternyata membuat aura tubuh kita menjadi positif. Untuk tampil lebih keren itu kita tidak harus berpakaian perlente dan merias di salon, tapi cukup memiliki wajah yang _sumringah_ dan tatapan mata yang teduh agar mampu membuat orang lain bahagia.
Membiasakan diri untuk menjadi pendengar yang baik itu juga penting. Kita belajar memahami dan menghargai orang lain. Dengan membicarakan hal yang penting dan tepat sasaran agar kita tidak bergosip untuk membicarakan orang lain.
Banyak mendengar sedikit bicara dan berpikir dulu sebelum bertindak itu mengajari kita untuk mengendalikan emosi agar kita menjadi pribadi yang sabar, penuh pengertian, dan rendah hati.
Tidak ada hal yang sulit untuk melakukan pekerjaan hebat dan menjadi orang hebat. Jangan dibayangkan, tapi dijalani. Asalkan, kita mempunyai niat, tekad, motivasi, dan komitmen semoga kita mampu mewujudkan semua itu.
Begitu pula, agar penyesalan tidak muncul belakangan, kita harus berani merombak dan meninggalkan pola hidup lama untuk menjadi pribadi baru dan semakin bertambah baik.
Resepnya pun sederhana, kita berani berprasangka baik dan berpikir positif terhadap orang lain.
Sehingga kita tidak mudah kecewa, tersinggung, atau sakit hati. Tetapi memiliki pribadi yang pemaaf dan murah hati. Hidup untuk mengasihi orang lain itu ikhlas dan tuntas. (MR)
Dengan Mengampuni Kita Semakin Kuat