Oleh AMRON TRISNARDI
Pergi ke ruang HD dua kali sepekan adalah usaha penyandang gagal ginjal merawat hidup agar tetap sehat, agar hidup berkualitas.
Tapi di banyak unit HD di Indonesia, telah menjadi kluster penyebaran Covid. Pergi HD jadi was-was, cemas, takut.
Kenapa unit HD jadi kluster?
Penyebabnya hilangnya ” belarasa” , meningkatnya sifat ego, tak mempedulikan keselamatan orang lain.
Seorang pasien HD dengan tubuh demam pergi HD. Di ruang tunggu ia berada diantara pasien lain yang menunggu screening. Menggelosor di kursi karena nggak enak badan. Ketika tiba waktunya screening, ia tidak lolos karena suhu tinggi. Tak diijinkan HD dan dikirim ke UGD untuk menjalani Swab. Hasilnya, positif covid dan harus dirawat.
Itu cuma salah satu contoh, betapa pasien cuci darah itu egois. Tidak mempedulikan pasien lain, ego, jahat. Harusnya ia melapor sebelum datang, mengabarkan kondisinya. Kejadian serupa terjadi di mana-mana. Bahkan sengaja menyembunyikan kondisinya dengan minum pereda panas. Lolos screening.
Setelah ditusuk, ia mulai buka masker, menikmati makan di ruangan.
Setelah beberapa jam HD, baru ketahuan, tubuhnya menggigil, obat demam habis khasiatnya. Ia di swab, dan positif.
Ego, jahat. Pasien begini kalau diingatkan jangan buka masker, jangan makan di ruangan, biasanya marah.
Merekalah jenis pasien yang menyebarkan covid di ruang cuci darah. Menjadikan kluster???
Hampir tiap hari ada kematian karena covid. Masih adakah kejujuran, belarasa diantara kita ?
PPKM hanyalah salah satu usaha untuk menekan penyebaran covid. Tapi tanpa kejujuran, tanpa waspada, selalu pakai masket dan jaga jarak setiap saat di tempat umum, semua akan sia-sia.. Salam sehat.