Merayakan Waktu, Saktinya Angka dan Kata

Manusia menciptakan angka dan kata, lalu memberi makna pada angka dan kata itu. Setelah itu, manusia merayakan angka dan kata itu. Angka 0-9, kata untuk masing-masing angka diciptakan. Kalender, ada tanggal, bulan, dan tahun. Kalender Masehi, Kalender Zaka dan Kalender Hijriah, dan Jalender China. Lalu, kalender tersebut digunakan manusia untuk berbagai kepentingan.

Dalam penanggalan, kalender, disepakati awal tahun disebut tahun baru, lalu dirayakan. Maka ada Tahun Baru Masehi, Tahun Baru Zaka, Tahun Baru Hijriah, dan Tahun Baru Imlek.

Mengapa demikian?

Pertanyaan ini bisa dijawab masing-masing pribadi yang merayakan, juga sesuai ajaran tradisi masing-masing kelompok, serta jawaban dengan argumentasi lainnya.

Faktanya, perayaan tahun baru terjadi dengan tanda bahwa angka penanggalan berganti, perhitungan kalender berubah, tahun lama berlalu, dan tahun baru disambut datangnya.

Berbagai cara dan gaya diekspresikan oleh tiap pribadi, keluarga, dan kelompok, dari kampung sampai kota.

Kegembiraan tahun baru dinyatakan oleh setiap pribadi, entah sendiri atau bersama. Entah sungguh dengan kesadaran dan penghayatan atau karena ikut-ikutan ramai saja. Tetapi, waktu terus alamiah berjalan.

Perayaan menyambut tahun baru adalah merayakan angka dan kata. Angka 1 untuk hari, angka 1 untuk bulan, angka 2022 untuk tahun. Apa itu 01-01-2022?

Sebutannya, atau kata-nya, adalah “satu Januari tahun dua ribu dua puluh dua” –Tahun Baru 2022′. Lalu, dirayakanlah waktu tersebut. Aneka alasan yang bisa dicatat.

Ada yang diam hening, sadari napas dan kehidupannya. Ada yang khusuk berdoa, mensyukuri berbagai berkat dan saling memaafkan kesalahan. Waktu terus alamiah berjalan.

Ada yang berpawai ria dengan deru kendaraan dan musik, meniupkan terompet suka cita.

Ada yang menghiasi langit dengan warna-warni percikan kembang api harapan. Pesta kembang api malam tahun baru. Dan, waktu terus alamiah berjalan seperti angin.

Ada yang berpesta pora dengan hidangan lezat dan alkohol. Menari asyik bersorak-sorai dalam dentuman lagu meriah dan gemerlap lampu disko. Entah di halaman rumah, di gedung, di lapangan, dan tempat hiburan. Waktu terus alamiah berjalan seperti napas.

Para petugas keamanan berjaga. Pengatur lalu lintas sibuk. Pasukan kebersihan bekerja ekstra. Penyedia jasa fasilitas publik dan hiburan hilir mudik beraksi.

Semua demi tugas dan kepentingan nafkah kehidupan. Ada manfaat yang dikejar. Waktu terus alamiah berjalan, seperti pergantian siang dan malam.

Mengapa tahun baru dirayakan, memang
jarang dipertanyakan oleh kebanyakan orang. Malahan dirasa aneh. Karena, dirasa bahwa itu sudah kebiasaan, tradisi, dan lumrah.

Tetapi, mengapa manusia merayakan waktu? Padahal, waktu terus berlalu seperti air mengalir dan ombak silih berganti mengempas ke pasir pantai. Waktu seperti napas, angin, siang dan malam, terjadi dan berlalu, tidak terulang yang sama.

Memberi makna hidup

Jika ditelisik dan dicermati, maka dasarnya hanya soal angka dan kata.

Manusia menciptakan kata dan angka, memberi arti dan makna, lalu merayakannya. Artinya, manusia merayakan dirinya sendiri untuk berbagai kepentingan dan pilihannya. Bahkan ada yang hanya ikut-ikutan ramai, yang penting senang.

Begitu saktinya angka dan kata itu. Manusia penciptanya seperti menjadi tergantung dan terbius oleh angka dan kata hasil ciptaannya.

Angka dan kata, dengan kalender yang dibuat menjadi kekuatan mandiri, lalu manusia tunduk pada angka dan kata.

Angka dan kata pada hari, bulan, tahun, masing-masing ada namanya, bahkan ada catatan khusus apa dan siapa yang dirayakan, dengan sesajen dan ritual khusus. Malahan, jika tak mampu dirayakan, ada rasa bersalah.

Terjadi setiap tahun baru seperti sebuah pesta tradisi dan menjadi pesta masing-masing kelompok di seluruh dunia. Masing-masing memberi makna; setiap orang berjuang menggapai arti dari berbagai kepentingan yang mau dicapai.

Hemat saya, alasan perayaan atas waktu adalah karena setiap pribadi sedang menjadi, mencari, dan menemukan makna bagi dirinya.

Perjuangan membuat hidup bermakna. Ada yang memuaskan diri dan berusaha memiliki kenikmatan raga dan rasa. Ada yang taat pada tradisi. Ada yang berusaha memberi dan membagi kasih, demi membuat makna hidup harmoni nurani jiwa raganya, karena bisa membuat orang lain berarti dan senang.

Dan, akhirnya, kembali kepada diri kita masing-masing. Apa pilihan dan keputusan untuk saat Tahun 2021 berlalu dan Tahun Baru 2022 datang ini?

Waktu terus alamiah berjalan. Setiap kita berubah dan hidup dalam waktu, di tengah hukum alam semesta.

Angka dan kata yang diciptakan manusia, pada gilirannya begitu sakti dan penuh energi. Manusia dibius dan tidak tentram dengan angka dan kata ciptaannya. Berjuang dengan berbagai cara dan gaya untuk menyambut serta mengalami angka dan kata ciptaannya, seperti sekarang angka kalender 01-01-2022 kata Tahun Baru 2022. Selamat merayakannya, Happy New Year 2022.

Oleh: Simply da Flores
Harmony Intitute

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.