Seide.id– Berbuat baik ada maunya itu biasa. Ada udang di balik batu, itu juga tidak aneh. Tapi merayu Tuhan agar doa dikabulkan?
Nah! Bisa jadi kita termasuk satu di antara banyak orang itu. Kita merayu Tuhan dengan suatu janji, sumpah, atau bernazar. Mengapa kita melakukan hal itu?
Barangkali kita ingin meyakinkan Tuhan, bahwa kita serius, tidak main-main, dan agar Tuhan percaya untuk mewujudkan doa kita.
Tujuannya, jika doa itu dikabulkan Tuhan, kita mau menyumbang ini-itu pada fakir miskin, berziarah, dan seterusnya.
Padahal, apakah kita sungguh memahami makna dari suatu janji, sumpah, atau nazar itu?
Alangkah bijak, jika sebelum kita berjanji, sumpah, atau bernazar itu dipikir dengan baik lebih dulu agar yang kita ucapkan itu tidak didasari emosi semata.
Berjanji atau bersumpah pada sesama itu merupakan suatu kesanggupan yang berat, tapi harus diwujud-nyatakan. Apalagi hal itu dilakukan dihadapan Allah yang anugerahi hidup ini.
Terlepas dari maksud dan tujuan baik, sesungguhnya kita diajak untuk refleksi diri agar kita dewasa dalam berpikir dan rendah hati. Tujuannya agar kita tidak sombong atau melakukan perbuatan dosa yang menyakiti hati Allah.
Jika kita mempunyai suatu impian, cita-cita, atau tujuan agar tercapai … alangkah baik dan bijak, kita mohon izin Allah agar pintu rezeki dibukakan-Nya.
Dengan memberikan yang terbaik, kita mengeksplorasi kemampuan diri untuk gigih berjuang pantang menyerah, fokus, dan bertekun dalam doa untuk mencapai tujuan itu. Mimpi pun jadi nyata.
Dengan semangat berbagi pada sesama, kita mewujudkan esensi hidup sejati yang kita dambakan. Hidup berkenan bagi Tuhan.
Sesungguhnya, kita tidak harus merayu Tuhan agar doa itu dikabulkan-Nya. Tapi hiduplah dalam doa yang diwujud-nyatakan dalam tindakan maka doa-doa itu jadi nyata.
Allah melihat hati agar hidup kita makin bermakna dan rendah hati.
…
Mas Redjo/ Red-Joss