Merenungkan Hakekat Relasi Manusia – Menulis Kehidupan 171

Foto : Luwadlin Bosman

Merefleksi hubungan antar manusia, manusia dan alam lingkungan dan manusia dengan Sang Pencipta, memang penuh misteri. Dalam tradisi budaya ada aneka kearifan ajaran tentang manusia, juga dalam ilmu pengetahuan dan agama. Semua bertujuan agar manusia bisa memberi makna maksimal bagi kehidupan dirinya di tengah sesama dan alam lingkungan.

Dari berbagai khasanan kearifan, saya tertarik merefleksikan hakekat relasi manusia sehubungan dengan Pancasila, yang menjadi ideologi bangsa dan NKRI tercinta. Saya coba merenungkan sejarah Bung Karno menggali butir Pancasila dan hubungannya dengan hakekat relasi antar manusia. Lalu, saya tuliskan sajak:

Di Bawah Pohon Sukun

Saudara-saudara ku
Kusapa jiwa nuranimu
sebagai sudara-saudara
karena kita satu udara
untuk nafas kehidupan
di tengah alam semesta ini
Karena kita satu darah
darah asali kemanusiaan
dimana pun kita berada
suku bangsa apa pun
agama dan negara apa pun
Kita satu udara dan darah
adalah hakekat kodrati
berkah dari Sang Ilahi
sejak awal adanya manusia
sampai kapan pun kita
diizinkan ada di alam semesta
Kita saudara kodrati hakiki

Saudara-saudara ku
Sehakikat dan sekodrat
Bersama hembusan angin
kusatukan jiwa ragaku
dalam nafas yang satu
dalam darah yang satu
Mengajak bersatu padu
haturkan syukur kepada Pencipta
nyatakan terimakasih kepada sesama
haturkan terimakasih kepada semesta
Bahwa kita diberi kehidupan
Bahwa kita diberi kesadaran
untuk bisa bersyukur
untuk mau berterimakasih
Amal paling luhur indah
dari harkat martabat pribadi

Saudara-saudara ku
Satu Nusa, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia
Di bawah pohon sukun ini
atas dasar persaudaraan asali
kukatakan tentang makna Pancasila
Pancasila itu kita manusia
Kitalah makna hakiki Pancasila
Kita punya lima indera
Ada lima jari kita
di dua telapak tangan
di dua telapak kaki
Panca indera jiwa raga
Jari kaki menapak di bumi
Jari tangan melakukan bhakti
menyatakan harkat martabat
di tengah sesama saudara
di tengah alam semesta
di hadapan Sang Pencipta
sebagai saudara manusia
Maka
Pancasila bukan kata-kata
Pancasila bukan slogan
Tetapi
Pancasila itu Sabda Pencipta
Pancasila itu hakekat semesta
Pancasila itu jiwa raga
Pancasila itu kita semua
Saudara-saudara kodrati manusia
Di Indonesia dan dunia

Saudara-saudara ku
Di bawah pohon sukun ini
kualami Tuhan yang Esa
menari dalam desah nafasku
bernyanyi dalam detak jantungku
bergerak dalam angin sepoi
merangkul kita semua
lintas ruang dan waktu
Menukik dalam akar pohon
menjulang pucuk gapai langit
Isi angkasa dan matahari
Pada barisan bukit gunung
Mata air sungai mengalir
Bergelora dalam samudera
Ombak menghempas siang malam
hamparan pasir dan karang
silih berganti tak bertepi
Ada dan terjadi lestari

Saudara-saudara ku
Di bawah pohon sukun ini
Kujumpai segenap manusia
di delapan penjuru dunia
sepanjang sejarah manusia
karena persaudaraan asali kodrati
Kemanusiaan yang adil beradab
memang kehendak Sang Pencipta
Dan energi amal sejati
adalah syukur kepada Ilahi
terima kasih kepada insani
terima kasih kepada alam ini
Keadilan dan peradaban hakiki
terlahir dari pribadi sejati
ketika tahu bersyukur
saat bisa berterimakasih

Saudara-saudara ku
dengan energi asali sejati
Manusia fitrah dan nur Ilahi
Maka
akan lahir kasih sayang
akan bersemi iman taqwa
akan tumbuh kebijaksanaan
akan berkembang cerdas ilmunya
akan tercapai banyak ketrampilan
akan berbuah amal ibadah
akan terwujud harkat martabat
akan lahir harmoni damai
Persatuan sesama saudara insani
Kerelaan bermusyawarah bermufakat
dalam kerja sama dan kehidupan
Dan
mau saling berbagi suka duka
mau saling tolong menolong
mau bergotong royong
mau saling menghormati
mau saling melayani
Dalam relasi asali kodrati
Saling membutuhkan dan saling melengkapi sebagai saudara semesta
Putra-putri kehidupan

Saudara-saudara ku
Di bawah pohon sukun ini
Semua yang sudah mati
Semua yang hidup saat ini
Semua yang lahir nanti
Kita semua saudara
Kita titisan Sang Pencipta
Putra-Putra Fajar
Putri-Putri Cahaya
di tengah alam semesta
Kita semua Pancasila
Kita pewaris harta sorga
dalam keanekaragaman pribadi
wujud makna Sang Maha Kaya
Dan
misteri makna kodrati sejati
akan menjadi nyata di bumi
pasti dialami setiap hari
Jika
Ada syukur dalam jiwa
Ada terimakasih dalam hati nurani
dengan kesadaran bening sahaja
bahwa
Kita semua sesama saudara
Kita satu dan sama
Kita satu udara semesta
Kita satu darah manusia
Kita Sabda Sang Pencipta

Saudara-saudara ku
Di bawah pohon sukun ini
Kutitipkan tanya ini padamu
Apakah aku saudaramu
Masih adakah syukur di jiwamu
Masih adakah terimakasihmu
Apakah engkau cinta  Pancasila
Apakah ada tanyamu
Apakah mau menjawabku

Saudara-saudara ku
Maukah datang disini
di pohon sukun nurani
rasakan hembusan angin sepoi
saksikan ombak di pantai
pandangi gunung jiwa samadhi
teguk air sumur bening dan segar
mandi di sungai abadi mengalir
setiap hari disini….

Simply da Flores
Harmony Institute

Memaknai Umur Hidup Manusia, Menulis Kehidupan – 167

Dinamika Perjuangan Metropolitan, Menulis Kehidupan -166

Membaca Tanda Alam, Menulis Kehidupan – 162