Seide.id -Sejak semula Kau telah mengingatkan aku, ketika aku hendak memutuskan mengikuti-Mu. Bahwa aku akan dipersulit, ditolak, bahkan diusir agar aku tidak beribadah, lalu meninggalkan-Mu.
Terima kasih atas kebaikan dan kemurahan hati-Mu, karena Kau tidak ingin melihatku menderita. Tapi izinkan aku untuk memilih dan memutuskan dengan pikiran jernih dan hati yang bening.
Sesungguhnya, karena kasih-Mu yang menanggung penderitaan itu membuat tekadku makin kuat dan bulat. Komitmen, konsekuensi, dan apa pun resikonya itu harus kujalani untuk membalas kasih-Mu.
Jika kini, untuk beribadah dipersulit dan diusir, hal itu tidak menyurutkan cintaku pada-Mu.
Aku juga tidak melawan, apalagi untuk berontak. Selain diam dan mendoakan mereka yang memusuhi, karena mereka tidak tahu apa yang diperbuat.
Maaf, jika aku boleh bertanya, sesungguhnya aku ini warga mana, sehingga tidak diakui keberandaanku? O, ternyata aku bukan warga dunia di mana aku berasal.
Aku juga tidak menyalahkan orang yang berwenang, jika mereka tidak membela, karena takut didemo, diintimidasi, atau hilang kuasanya.
Aku diam dan mengalah itu bukan berarti aku lemah, menyerah, dan pasrah. Sesungguhnya aku tengah diuji untuk mengalahkan egoku sendiri.
Aku mengalah, karena mengasihi mereka yang tidak tahu apa-apa.
Aku mendoakan mereka yang adalah saudaraku itu agar mereka sadar diri dan diberi hikmat Allah.
Jadi, jika aku dilarang dan diusir dari tempat ibadah, apalagi dipersulit membangun rumah ibadah, semua itu tidak membuatku gentar dan hilang nyali untuk setia mengasihi-Mu.
Sesungguhnya, imanku tidak pernah tersandera oleh intimidasi, atau dibatasi ruang dan waktu.
Selalu intimasi dengan-Mu di hati ini agar aku juga taat dan setia mengikuti-Mu seperti anak domba yang hendak disembelih…
Ya, Allah, ampuni dan kasihani kami orang yang berdosa ini…
…
Mas Redjo/ Red-Joss