Foto : COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajang kulit pop voorstellende Togog Tejomantri /Wikipedia
Oleh: Mas Tonin
Dalam dunia pewayangan, Togog dikenal sebagai tokoh oportunis yang mengasuh pemimpin berwatak jahat. Togog tugasnya memberikan kritik dan saran kepada tuannya untuk mencari jalan kebenaran. Namun pada akhirnya, Togog jadi personifikasi tokoh yang diasuhnya.
Tokoh jahat umumnya tak memiliki hati, tanpa nurani, penglihatan buta, dan pendengaran tuli. Yang ada di benaknya adalah nafsu berkuasa dan menguasai harta.
Untuk meraih kekuasaan dan sumber harta itu ditempuh dengan berbagai jalan yang licik, mengabaikan moral, dan etika.
Akibat perbuatan itu melahirkan korupsi, penipuan, kongkalikong, dan sebagainya. Hal itu disebabkan oleh watak tamak, rakus terhadap kekuasaan, dan harta seolah jagat yang ingin dikuasai.
Wataknya yang selalu tidak puas secara politik dan harta, itulah gambaran pribadi Togog yang mempunyai mulut besar ibarat mau menelan jagat raya ini. Togog terlalu bernafsu ingin menelan jagat seisinya, sehingga dia tidak sadar, bahwa perilakunya sangat merugikan banyak orang.
Togog adalah cerminan dari watak manusia agar tidak berperilaku tamak, rakus terhadap kekuasaan, dan harta.
Dan, Togog itu ada di sekeliling kita…