Soal Minyak Goreng

Seide.id – Konsumsi minyak goreng kita nyaris setiap hari. Tiada hari tanpa minyak goreng. Gaduh kalau minyak goreng naik harga atau langka di pasaran. Minyak goreng sudah dirasakan sama perlunya dengan nasi. Betulkah begitu kita menyikapi minyak goreng?

Sesungguhnya minyak goreng prioritas kebutuhan kesekian setelah minyak jenis lainnya. Buat tubuh, jauh lebih perlu jenis lemak lain. Sebut saja lemak tidak jenuh dari minyak zaitun, minyak biji matahari, minyak jagung, minyak biji kapas, alpokat, atau durian.

Tubuh membutuhkan lemak untuk penyerapan vitamin A,D,E, dan K. Tanpa adanya lemak, keempat vitamin sukar larut. Lemak juga untuk membangun sel otak, selain untuk bantalan organ tubuh.

Lemak yang tersedia buat menu harian kita terbagi dua. Jenis lemak jenuh, dan lemak tidak jenuh sebagaimana terbaca dalam gambar di bawah ini.

Lemak jenuh (saturated fatty acid) tidak lebih menyehatkan dibanding lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid). Sudah disebut tubuh tentu membutuhkan lemak jenuh juga, dalam porsi yang lebih kecil dibanding lemak tidak jenuh.

Namun pada kenyataannya, kebiasaan kita mengonsumsi lemak jenuh melebihi lemak tidak jenuh. Kelebihan lemak jenuh bikin tubuh kelebihan berat badan, selain berisiko pada jantung dan otak.

Minyak goreng tergolong lemak jenuh. Hampir sebagian besar asupan lemak pola makan dalam menu harian kita cenderung berasal dari lemak jenuh. Kelebihan lemak, terutama lemak jenuh terkait dengan meningginya lemak dalam darah khususnya triglycerides (trigliseride), selain kolesterol jahat LDL (low density lipoprotein).

Kita tahu trigliseride bersama kolesterol dan faktor risiko lain dalam tubuh, membentuk karat lemak dinding pembuluh darah atau disebut plaque. Karat lemak ini yang membentuk sumbatan pembuluh darah koroner jantung penyebab serangan jantung, dan pembuluh darah otak penyebab serangan stroke.

Kesalahan umum kita, porsi lemak jenuh berlebihan dari semua menu tumisan, dan gorengan. Menu lemak jenuh dari menu harian yang semua serba digoreng lebih tinggi dari kebutuhan, kalau bukan berlebihan.

Kalau diamati dari jenis-jenis lemak jenuh yang ada, lemak jenuh minyak kelapa sejatinya lebih menyehatkan dibanding lemak jenuh lainnya, karena minyak kelapa mengandung asam laurat (lauric acid). Asam laurat lemak yang menyehatkan. Sedikitnya tiga manfaat medis asam laurat, yakni meninggikan kolesterol baik HDL; tidak bikin gajih di bawah kulit, alias lingkar perut tidak bertambah tebal; dan bersifat antimikroba juga.

Kalau dulu nenek moyang kita memakai minyak kelapa yang lebih menyehatkan, kenapa kita tidak memilihnya sekarang. Hikmah kesulitan mendapatkan minyak goreng, yang tergolong lemak jenuh itu sekarang ini, kesempatan kita beralih ke minyak yang lebih menyehatkan. Kalau lemak tidak jenuh yang menyehatkan seperti minyak zaitun, minyak jagung, minyak kacang, harganya lebih tinggi dari minyak goreng, kita bisa memilih minyak kelapa. Kelemahan minyak kelapa antara lain bau tengik, dan berbeda aroma sedapnya dibanding minyak goreng.

Sekerabat dengan minyak kelapa kita juga menemukan virgin oil, turunan dari minyak kelapa, yang punya beberapa khasiat, kenapa kita tidak juga memilihnya.

Minyak trans, jenis lemak jenuh terbilang jahat lainnya, banyak diperoleh dalam industri makanan, seperti mentega, biskuit, jenis lemak tidak menyehatkan lainnya. Serupa dengan lemak jenuh umumnya, minyak trans sama jahatnya membentuk kolesterol jahat LDL selain trigliseride. Keduanya terbilang faktor risiko serangan jantung dan stroke. Kini di negara maju, minyak trans sudah dilarang beredar.

Kelebihan lemak tidak jenuh jenis lemak yang lebih menyehatkan, pertama karena tergolong asam lemak esensial, yaitu lemak yang dibutuhkan tubuh dan tubuh sendiri tidak bisa memproduksinya. Jadi perlu asupan dari menu harian. Sebut omega-3, omega-6, dan omega-9, jenis lemak yang bermanfaat. Kekurangannya bila dikonsumsi berlebihan, bikin tubuh kelebihan berat badan, tanpa risiko terhadap jantung dan otak seperti dampak buruk lemak jenuh. Sama halnya seperti kelebihan lemak jenuh, kelebihan lemak tidak jenuh, menambah tebal gajih tubuh alias gembrot.

Mari lebih bijak memilih lemak demi lebih menyehatkan. Batasi lemak jenuh, dan sedikit bebas mengonsumsi lemak tidak jenuh, termasuk alpokat dan durian, serta jauhkan minyak trans.

Salam sehat,
Dr Handrawan Nadesul

Dokter Bisa Salah Pasien Belum Tentu Selalu Benar