MISS IMA

MENULIS ITU ASYIK (5)

Oleh BELINDA GUNAWAN


Suatu hari anakku menelepon, “Temanku yang jadi guru lagi bingung tuh. Muridnya mau bundir….” Anak yang lain mengatakan, “Kasihan Ci Ellin. Tadinya setiap minggu dapat honor main organ, sekarang….” Grup WA menyebar berita, “Roti Marta, paling beken untuk roti rumahan, sekarang bisnisnya hancur gara-gara suaminya meninggal karena Covid 19. Marta jadi korban stigma.”

Aku tak bisa bilang apa-apa kecuali mengeluh dalam hati, “Oh, pandemi….” Tapi kemudian aku berpikir, “Kalau aku jadi mereka… apa yang akan kulakukan?”

Melintasnya pikiran itu artinya, imajinasiku mulai ‘jalan’. Dan aku pun melakukan apa yang aku bisa, yaitu menulis lagi, sehingga tabungan sketsa yang satu-dua lama-lama cukup untuk menjadi buku “Kami dan Pandemi”.

Ups, jangan salah sangka. Ini bukan berarti, aku ‘berbahagia di atas penderitaan orang lain’. Kisah mereka semua sampai sekarang masih menggantung di benakku, aku terus berharap semoga mereka, dan siapa pun yang terdampak pelan-pelan akan berhasil bangkit dari keterpurukan dan kembali menjalani kehidupan yang aman-nyaman.

Aku menulis ini hanya ingin mengatakan bahwa satu kata, satu kalimat, satu cerita, satu berita, bisa memberi makan pada imajinasi kita.

Jadi dengan kata lain, kalau Miss Ima datang berkunjung, sambutlah dia….

Avatar photo

About Belinda Gunawan

Editor & Penulis Dwibahasa. Karya terbaru : buku anak dwibahasa Sahabat Selamanya.