Seide.id – Ada sejumlah mitos seputar hubungan intim yang juga sangat menyesatkan, berikut dua di antaranya:
Ukuran Penis
Mitos ini beredar luas dan diyakini sangat menentukan kualitas hubungan intim, terutama pencapaian kepuasaan wanita.
Artinya, makin besar dan panjang Mr. P milik pasangannya, makin mampu terpuaskan pula wanita. Akibatmya, tak sedikit pria yang merasa penisnya kecil lantas selalu dibayangi rasa rendah diri dan kekhawatiran berlebih bahwa ia tak bakal mampu memuaskan pasangannya.
Hingga yang bersangkutan selalu takut melakukan hubungan seksual atau akhirnya betul-betul tak mampu melakukannya alias mengalami impotensi.
Untuk “menutupi” kekurangan tersebut, banyak yang kemudian menggunakan berbagai “aksesoris”. Entah dengan “menanam” sejenis mutiara atau materi bundar lainnya di permukaan kulit ujung Mr. P.
Ada juga yang memasang sejenis rambut yang dikaitkan pada bagian frenulum. Maupun menyuntikkan silicon di sekeliling bagian kepala penis hingga terdapat benjolan-benjolan. Semua upaya tersebut konon dilakukan untuk memuaskan pasangannya.
Padahal boleh jadi ukuran penis terbilang kecil hanya dalam keadaan tidak ereksi. Saat ereksi tentu akan beda lagi ukurannya. Lagipula, bukankah kualitas kenikmatan hubungan seksual suami istri lebih ditentukan oleh banyak hal, terutama kedekatan emosi antara suami dan istri itu sendiri?
Kepuasan seksual istri tidak semata-mata ditentukan oleh besar kecilnya ukuran penis sang suami. Melainkan oleh fungsi ereksi dan kemampuan suami mengontrol ejakulasi.
Vagina Kering
Mitos yang satu ini juga begitu mengakar karena vagina kering konon diyakini lebih memberikan kepuasan seksual ketimbang yang becek alias basah.
Tak heran kalau para perempuan, baik atas inisiatif pribadi maupun dorongan pasangan, lantas gencar mengupayakan agar vaginanya kering alias terasa kesat.
Padahal langkah ini bertentangan dengan reaksi seksual yang terjadi secara normal dan alamiah pada wanita saat terangsang. Dalam kondisi terangsang justru terjadi perlendiran pada dinding vagina, hingga vagina pun jadi basah dan licin.
Justru kondisi inilah yang mestinya dicermati para suami sebagai pertanda bahwa istrinya siap menerima penis sang suami menuju puncak kenikmatan.
Sebaliknya, bila vagina masih kering lantaran tak ada lubrikasi, berarti yang bersangkutan tidak cukup menerima/mengalami reaksi seksual yang memadai. Hingga bisa dikatakan jika ia belum siap melakukan hubungan seksual.
Dalam kondisi seperti ini suami hendaknya terus berupaya merangsang istrinya agar memperoleh rangsangan seksual secara maksimal hingga siap melanjutkan hubungan sekaligus menggapai kenikmatan bersama-sama.
Kalaupun penetrasi tetap dilakukan saat vagina masih kering, akan menimbulkan rasa sakit dan tak nyaman. Bukan hanya pada wanita, tapi juga pada suaminya. Bahkan jika tetap dipaksakan, istri akan mengalami perlukaan pada vaginanya, yang dalam waktu-waktu selanjutnya bisa berkembang menjadi peradangan maupun infeksi vagina yang membutuhkan penanganan medis. (Puspa)