Tidak semua peretas bermotif uang atau untuk menjebal kompiuter. Ada juga untuk kebanggaan diri.
Istilah hacker atau peretas alias pencuri di dunia maya cukup akrab bagi semua orang. Lebih khusus mereka yang bermain komputer dan aset kripto. Jika dulu, peretas biasa menjebol komputer instansi, kini tidak ada hari tanpa peretasan di cryptociurrency. Bahkan, peretas seakan menjadi bagian tak terpisahkan di dunia cryptocurrency karena seringnya kejadian pencurian kripto terjadi.
Pun begitu, tidak semua orang memiliki pemahaman tentang profil peretas, target-targetnya serta perbedaan dan motif setiap peretasan. Tidak semua peretas untuk merampok uang kripto atau menjebol situs tertentu.
Peretas komputer biasanya pakar komputer terampil yang menggunakan pengetahuan teknisnya untuk mengatasi suatu masalah. Meskipun istilah “peretas” pada dasarnya dapat merujuk pada pemrogram komputer yang ahli, namun istilah ini menjadi lebih sinonim dengan gagasan peretas keamanan; yaitu seseorang yang, dengan pengetahuan teknisnya, menggunakan bug atau eksploitasi untuk membobol sistem komputer.
Istilah hacker adalah “seseorang yang mampu menumbangkan keamanan komputer. Jika alasannya didasarkan pada motif tersembunyi, orang tersebut juga bisa disebut “cracker”.
Pertanyaannya adalah, mengapa mereka melakukan peretasan ?. Pada dasarnya, ada sekitar beberapa motif di balik tindakan upaya peretas untuk membobol sistem komputer.
Motif pertama adalah keuntungan finansial, terutama jika melibatkan pembobolan sistem dengan tujuan khusus mencuri nomor kartu kredit atau memanipulasi sistem perbankan. Yang setiap hari marak di aset kripto adalah membobol dompet kripto seseorang atau masuk ke sistem bursa kripto untuk menguras uang kripto.
Para peretas, saat ini menjadi orang kaya raya yang tersembunyi dalam kegelapan melalui peretasan pada aset kripto. Orang kripto biasanya tidak mau memperkarakan kejahatan ini pada polisi atau yang berwajib. Pelaku kripto yang diretas, memilihh jalan damai dengan memberi sebagian yang dirampok asal sebagian lagi dikembalikan pada pemilik bursa kripto.
Beberapa peretas melakukan aksinya karena motif egois; untuk meningkatkan reputasi mereka dalam jaringan peretas, meninggalkan tanda tangan mereka di sistem atau jaringan setelah pelanggaran. Mereka ingin diakui. Banyak kasus kita dapati anak-anak kecil yang berhasil menjebol sistem keamanan situs suatu instansi bahkan negara ssekedar ingin menunjukkan kemampuannya.
Namun ada juga peretas mata-mata korporat yang memungkinkan organisasi memiliki informasi mengenai layanan dan produk yang mungkin dibajak atau digunakan sebagai pengaruh dalam pasar.
Terakhir, beberapa peretas melakukannya karena alasan patriotik; seperti serangan dunia maya yang disponsori negara pada masa perang atau sakit hati karena sesuatu lalu “ ngerjain” situs pemerintah atau instansi yang disasar.
Ada kebanggaan saat peretas mampu menjebol situs yang konon sulit ditembus, tapi ada juga peretas yang bergembira ria menguras aset kripto di dompet bursa kripto.
Namun apapun motifnya, merugikan orang lain adalah sebuah kejahatan.
Korut dan Rusia Negara Peretas Kripto
Cryptocurrency Dihancurkan Melalui Negosiasi Dengan Peretas
Begini Cara Seorang Peretas Mencuri NFT BAYC Melalui Rekayasa Sosial