Oleh AMRON TRISNARDI
Dulu saya pernah punya usaha bagus, kantor bagus, pendapatan bagus. Lalu ludes.
Pernah punya pekerjaan bagus, perusahaan bagus, jabatan bagus, fasilitas bagus. Lalu ambles.
Rejeki, kesempatan, peruntungan itu seperti arus, kadang kenceng kadang lambat. Itu biasa. Kaya tak berteriak, miskin tak menjerit, itulah sebaik-baiknya petarung kehidupan. Jalani dengan berani.
Pun kesehatan. Pernah baik,pernah merosot, kadang naik, kadang melorot.
Gara-gara pandemi covid meninggi dan PPKM darurat, kesehatan jantung saya ikut tersendat. Sebentar-bentar kumat. Bertubi-tubi serangan kecil tapi akurat. Akibatnya tiap saat ngemut obat.
Padahal sebelum pandemi meningkat, jantung saya mulai kuat. Nyaris tanpa serangan dan bebas obat penghambat.
Beberapa hari ini aliran darah ke jantung rasanya tersendat. Itu menimbulkan nyeri. Jika serangan hebat, selain dilawan dengan obat, dada dan punggung harus diembat, dipukul, nggak boleh terlambat. Bisa berakibat gawat.
Tapi saya tak mau menyalahkan pandemi. Faktanya saya takut sama covid. Lebih baik sekarang saya ambil langkah cepat, memulai lagi olah raga, keluar rumah. Tentu dengan prokes ketat.
Gowes 30 menit di lingkungan perumahan yang sepi karena masih mikro lokdon. Menempuh putaran sejauh 4 km kurang. Nggak apa-apa. Mulai dari awal, mulai dari kecil.
Pun dalam hal pencaharian, mungkin saya akan mulai lagi. Usaha kecil namun halal.
Malu kalau sampai dikalahkan corona. Virus aja sudah berkali-kali mutasi, masa manusia nggak bisa berubah?
