Sosok penabuh drum di grup Koes Bersaudara telah tiada. Selain melambungkan Koes Bers, No Koes, Nomo Koeswoyo juga mengorbitkan grup lain seperti Usman Bersaudara, No Bo dan Kembar Group . Dia juga mengorbitkan dua putrinya, Chicha Koeswoyo dan Helen Koeswoyo.
Seide.id. – Kabar duka datang dari dunia musik. Nomo Koeswoyo, salah satu personel Koes Bersaudara, band legendaris Indonesia, meninggal dunia di Magelang pada Rabu (15/3). Drummer band legendaris itu meninggal di usia 85 tahun.
Chicha Koeswoyo, mantan penyanyi cilik, yang juga salahseorang putri Nomo, mengatakan ayahnya meninggal pada Rabu malam pukul 19.30 WIB. Sementara ini, jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Jalan Pertanian 1 Nomor 5 Lebak Bulus, Jakarta Selatan dan akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Nomo Koeswoyo lahir di Tuban, Jawa Timur, pada 21 Januari 1938. Lahir sebagai anak kelima dari sembilan bersaudara dari pasangan Raden Koeswoyo dan Rr. Atmini (1912–1969) di Tuban, Jawa Timur.
Nomo merupakan adik dari Tonny Koeswoyo (1936–1987) dan kakak dari Yon Koeswoyo (1940–2018) dan Yok Koeswoyo (lahir 1943) – yang kemudian melesat sebagai personil Koes Plus bersama Murry.
Masa kecil Nomo dilalui di kota Tuban, Jawa Timur bersaudara saudara-saudaranya. Tahun 1952 keluarga Koeswoyo pindah ke Jakarta mengikuti mutasi Sang ayah berkarier hingga pensiun sebagai pegawai negeri di Kementrian Dalam Negeri.
Meski ayahnya seorang birokrat, namun anak anak Koeswoyo bersaudara memiliki bakat musik. Pada 1958, lima bersaudata mendirikan Kus Brothers dengan peronil Jon Koeswoyo pada Bass, Tonny Koeswoyo (gitar), Nomo Koeswoyo (drum), Yon dan Yok Koeswoyo (vokal)
Grup ini berganti nama menjadi Koes Bersaudara pada tahun 1963 – meniru Everly Brothers yang sukses di Amerika. Setahun berikutnya, Jon Koeswoyo berkeluarga pun mengundurkan diri, sehingga menyisakan 4 personel kakak beradik yang dipimpin oleh Tonny Koeswoyo. Grup ini kemudian kembali mengganti namanya menjadi Koes Bersaudara.
Koes Bersaudara merupakan band satu satunya di Indonesia yang masuk penjara karena lagu lagunya. Dianggap kebarat baratan, memainkan lagu rock ala Beatles yang terlarang di masa itu – mereka ditangkap oleh aparat rezim Orde Lama Soekarno di sel di Penjara Glodok pada tanggal 29 Juni 1965..
Nomo luput dari penangkapan karena sedang berada tempat lain. Namun dengan kesadaran sendiri ia pun mendatangi kantor polisi pada sore harinya untuk meminta ditahan sebagai wujud solidaritas kepada saudara-saudaranya.
Ke empatnya mendekam di penjara tanpa proses pengadilan selama 3 bulan. Mereka dibebaskan pada tanggal 29 September 1965 (tepat sehari sebelum pecahnya Gerakan 30 September PKI). Selepas itu karier bermusik mereka kembali berjalan.
Posisi drummer yang ditinggalkan Nomo Koeswoyo kemudian digantikan oleh Kasmuri (dikenal dengan panggilan Murry) yang berasal dari Surabaya. Murry adalah eks penabuh drum grup bans Patas.
Nomo yang kemudian sukses di dunia bisnis, kembali ke musik dengan mendirikan No Koes awal tahun 73, bersama beberapa pemusik lain yaitu: Usman, Sofiyan, Said, Bambang Arsianti dan Pompi.
Direkam di Yukawi Records, saingan label Remaco tempat Koes Plus rekaman, corak lagu No Koes tidak jauh dengan Koes Plus. Baik Koes Plus dan No Koes sempat meraih kesuksesan dalam percaturan tangga musik nasional pada tahun 1970an.
Selain melambungkan No Koes, Nomo Koeswoyo juga mengorbitkan banyak penyanyi, termasuk dua putrinya, Chicha Koeswoyo dan Helen Koeswoyo. Dari pihak Koes Plus, Yok Koeswoyo mengorbitkan Sari Koeswoyo. Usman Bersaudara, No Bo dan Kembar Group termasuk di antara yang diorbitkan Nomo Koeswoyo.
Tahun 1977, atas desakan keluarga dan penggemar, Koes Bersaudara kembali bersatu sebagai sebuah grup musik dengan ditandai lagu Kembali yang direkam di album Koes Bersaudara Seri Perdana tahun 1977. Awal tahun 1977, Tonny Koeswoyo akhirnya bersedia menghidupkan kembali group musik Koes Bersaudara yang telah dikuburnya sejak tahun 1969.
Diketahui kemudian, satu per satu personil Koes Bersaudara mangkat. Diawali oleh Tony KoesKoeswoyo (27 Maret 1987), Yon Koeswoyo (Januari 2018), John Koeswoyo (2 Desember 2022) dan kini Nomo Koeswoyo. Murry Koes Plus meninggal pada 1 Februari 2014 lalu.
Kini dari Koes Bersaudara dan Koes Plus tersisa Yok Koeswoyo – vokalis dan bassist, yang banyak menghabiskan waktu dengan melukis, mengoleksi batu akik dan menulis puisi. – dms