Seniman perupa dan pematung yang produktif membuat karya karya dari keramik ini punya tempat asyik di kawasan ceruk hutan di kaki Gunung Gede-Pangrango, di selatan Bogor, Jawa Barat. Di sana dia membangun rumah alam, sekaligus studio kerja dan lio pembakaran keramik dengan belasan pekerja.
Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI
TUGAS utama seniman itu apapun bentuk seni yang digelutinya, adalah berkarya. Melakukan aktivitas untuk mewujudkan sebentuk karya dengan segenap kreativitas yang dimilikinya, menyusupkan dan mewujudkan ide-ide baru ke dalam karya, tersebut, dan menghadirkannya ke publik seni.
Semangat ini pula rasanya yang mendasari kerja kreatif F Widayanto, seniman keramik lulusan ITB Bandung, yang namanya populer sejak tahun 1980an, balik secara nasional maupun dalam skala regional. Pameran-pameran tunggalnya yang digelar secara berkala, selalu menghadirkan ide-ide baru dan segar yang diminati kolektor. Mass-product karyanya menghiasi rumah dan dapur masyarakat.
Kini di usianya yang menjelang 70 tahun, F. Widayanto terus mendedikasikan dirinya sebagai seniman keramik yang andal dan sukses. Rumah masa kecilnya di Setiabudi Jakarta Selatan, tampil sebagai etalase yang selalu didatangi para peminat seni keramik bermutu. Rumah kebunnya di Depok Jawa Barat disambangi wisatawan yang ingin belajar membuat keramik.
F Widayanto juga punya tempat asyik di kawasan ceruk hutan di kaki Gunung Gede-Pangrango, di selatan Bogor, Jawa Barat. Tempat sepi dimana dia membangun rumah alam, sekaligus studio kerja dan lio pembakaran keramik dengan belasan pekerja.
Dari rumah produksi tempatnya nyepi, sambil sesekali dia menasak ragamkuliner tradisional Indonesia untuk menjamu para sahabatnya yang datang berkunjung ini, lahir karya teranyar F Widayanto. Karya keramik (tentu saja) berbentuk seekor naga warna-warni yang seperti sedang teebang di angkasa seraya satu cakarnya menggenggam sebutir mustika.
Berukuran tinggi (tebal) 08Cm lebar 37Cm, dan panjang 105Cm, karya keramik yang dibuat dengan teknik bangun ini, disangga tiga batang tiang besi yang ditancapkan ke lempeng alas untuk bisa berdiri tegak, mejeng ke segenap penjuru mata yang melihatnya. BBahannya terbuat dari tanah liat granit putih asal Sukabumi, Jawa Barat. Cantik, sebagaimana umumnya karya keramik F Widayanto.
Namun berbeda dengan karya personal F Widayanto sebelumnya, dimana dia kerap membuat lebih dari satu karya dengan model ataupun tema sama, keramik naga yang belum dibetinya nama ini disebut F Widayanto sebagai karya tunggal, tanpa duplikasi.
Apakah F. Widayanto akan menjadikannya sebagai dokumentasimpribadi, untuk dipasang di ruang pribadi atau museum.keramik yang sedang disiapkannya? Atau seperti karya-karyanya yang lain juga ajan dilepas kepada kolektor yang menawar harga paling tinggi? Berapa harga dan siapa calon pemilik naga itu? Kita tunggu jawaban F Widayanto.***
SEIDE 10/09/2022 PK 17:00 WIB