Astaga, aku jatuh cinta lagi! Bukan pada wanita lain, melainkan pada istriku sendiri.
Bagaimana tidak aneh. Akhir-akhir ini aku selalu memperhatikannya. Mulai cara bicara, gerak gerik, hingga apapun yang dikerjakannya tidak luput dari perhatianku.
Aku makin betah tinggal di rumah. Waktuku lebih banyak untuk keluarga. Bahkan aku jarang sekali pergi bersama teman. Karena aku lebih mencintai keluarga. Dan semua jadi tampak indah, jika seluruh anggota keluarga itu kumpul.
Perubahan mendasar dalam hidup yang kurasakan adalah aku jadi lebih rajin bekerja. Bangun pagi, membantu istri beberes, bahkan tanpa dikomando saling mengisi untuk berbagi tugas pekerjaan yang lain.
Lebih daripada itu, kini di rumah sering terdengar banyak kata: maaf, tolong, dan terima kasih. Sehingga membuat suasana rumah makin semarak, cerah, dan sumringah.
Anak-anak juga terbiasa untuk mengucapakan kata tolong, jika minta dibelikan suatu barang, minta ditemani, dan seterusnya.
“Tolong, kalau Bapak ada rejeki, E beliin dong … Terima kasih, ya, Pak.”
“Maaf, Bapak bisa nemeni O ke SMS, ga…?”
Sungguh tidak bisa dipungkiri, dan itu harus diakui, bahwa kekuatan cinta itu sangat luar biasa. Mampu mengubah hal yang sederhana dan sepele jadi bahagia.
Gara-gara rasa cinta itu pula, aku, istri, dan anak-anak lebih senang banyak mendengar, ketimbang berbicara. Lebih senang bekerja, ketimbang berwacana, membantah, atau menunda-nunda pekerjaan.
Kebiasaan baik pun tumbuh subur, karena seluruh anggota keluarga saling mencinta dan mengasihi. Bahkan, ketika ada salah seorang anggota keluarga yang berbuat salah itu tidak harus diadili dan dihakimi, tapi diingatkan. Diberi tahu letak salahnya dan anak dibesarkan hatinya agar tidak _down_ dan mengulangi kesalahan yang sama.
Puncak cinta pada keluarga adalah apresiasi. Hal ini tidak boleh kita sepelekan, lupakan, dan hilangkan. Tapi apresiasi yang menghidupi agar seluruh anggota keluarga itu saling menghargai dan menyayangi.
Apresiasi pada suami yang bekerja keras demi kesejahteraan hidup keluarga. Pada istri yang dampingi anak dan pekerjaan di rumah yang tidak ada habisnya. Juga pada anak yang miliki semangat belajar tinggi dan berprestasi.
Wujudkan cinta keluarga dengan apresiasi untuk hidup sukses dan bahagia.
BACA JUGA:
Petani, Pekerja, dan Pengusaha