Dua prototipe pakaian antariksa NASA untuk menjelajahi Kutub Selatan bulan
Oleh ICAD M IRSYAAD
Ketika China merilis kabar bahwa pesawat ruang angkasanya, Zhurong Mars Rover, berhasil menyelesaikan misinya di Mars, Amerika Serikat justru nengumumkan NASA belum siap mengirim astronot ke bulan pada tahun 2024. Salah satu kendalanya adalah pakaian luar angkasa. Pakaian luar angkasa tersebut diperkirakan belum siap untuk digunakan dalam misi penerbangan ke bulan pada tahun 2024.
Pada tanggal 21 September 2020, National Aeronautics and Space Administration (NASA) mempublikasikan rencananya untuk mengirim kembali manusia ke bulan pada tahun 2024. Rencana NASA tersebut, bernama Artemis Plan. Tertulis dalam Artemis Plan, bahwa NASA akan mengirim perempuan pertama dan laki-laki berikutnya untuk mengeksplorasi bulan pada tahun 2024.
Akan tetapi, rencana dan optimisme besar NASA tersebut mengalami hambatan. Dalam sebuah laporan bulan ini, salah seorang inspektur jenderal NASA menemukan sebuah kendala, yakni pada pengembangan pakaian luar angkasa NASA yang kini sedang mengalami penundaan. Pada laporan tersebu, dikatakan bahwa penundaan disebabkan karena kurangnya pendanaan, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, dan “tantangan teknis”.
Inspektur jenderal NASA mengatakan, “Misi pendaratan di bulan yang direncanakan akan berlangsung pada tahun 2024, tidak mungkin terjadi.” Ia memprediksi pakaian luar angkasa milik NASA baru akan selesai paling cepat pada bulan April 2025 mendatang.
Sampai saat ini, pakaian luar angkasa yang digunakan oleh astronot NASA masih berdasarkan pada teknologi yang sama dengan pendaratan terakhir manusia di bulan pada tahun 1972. Selama 14 tahun terakhir, NASA sedang mengembangkan pakaian luar angkasa terbarunya, yang diperkirakan telah menghabiskan dana sebesar 420 juta US dollar. Diduga bahwa NASA harus mengeluarkan sebanyak 650 juta dollar Amerika Serikat lagi, agar kedua pakaian luar angkasanya dapat selesai pada tahun 2025.
Pakaian luar angkasa bukan satu-satunya penyebab kegagalan NASA untuk mendarat di bulan pada tahun 2024. Inspektur Jenderal NASA mengatakan, bpenundaan yang sebelumnya terjadi pada pakaian luar angkasa, juga berlaku bagi Space Launch System (SLS) roket, kapsul Orion, dan Lunar Lander, pesawat luar angkasa yang dirancang untuk mendarat di permukaan bulan.
Gugatan Blue Orion
Pada bulan April lalu, NASA memilih Space Exploration Technologies Corp (SpaceX) untuk membuatkan Lunar Lander, seharga 2,9 trilliun dollar Amerika Serikat. Akan tetapi Blue Origin, sebuah perusahaan manufaktur kedirgantaraan yang merupakan perusahaan saingan SpaceX, keberatan dengan keputusan tersebut dan mengajukan gugatan ke Pengadilan Federal Amerika Serikat. Blue Origin mengatakan, bahwa gugatannya adalah, “Upaya untuk memperbaiki kekurangan dalam proses akuisisi yang ditemukan di sistem pendaratan manusia NASA.”
Gugatan yang dilakukan Blue Origin, menghambat pembuatan Lunar Lander. Dan pada hari Kamis (19/8) alalu, NASA memutuskan untuk menunda pengerjaan Lunar Lander sampai bulan November mendatang. Keputusan tersebut diambil NASA untuk menunggu hasil penyelidikan dan resolusi dari kasus tersebut.
Beberapa masalah penundaan, kini sedang ditangani oleh NASA. Juru bicara NASA mengatakan, bahwa “NASA sedang mengevaluasi anggaran belanja saat ini dan jadwal untuk misi Artemis. Dan akan memberi informasi terkini, nanti di tahun ini.”
*Icad M Irsyaad, mahasiswa FIB Universitas Indonesia