Foto : Istock
Penulis : Jliteng
Memang penting, arti sebuah kepekaan itu.
Ini respon seorang ibu pada sikap anak muda yang baik itu yang dari tadi mencoba mendengarkan.
Ibu itu melanjutkan bahwa 3 magic words, ‘tolong, terima kasih, dan maaf’ itu benar harus ditumbuhkan sejak dini, seperti yang sedang saya lakukan hari ini, menemani anak saya melayat Oma sahabatnya.
Oma sahabat anak saya meninggal di Tangerang, Bon Tek Bio. Anak saya ingin sekali hadir melayat, karena Oma itu sayang sama dia. Kalau ke rumahnya suka dimasakin ayam kecap.
Sebenarnya saya enggan untuk mengantar, karena lumayan jauh (Bogor – Tangerang], naik kereta 2 kali, lalu dilanjut angkot. Karena melihat niatnya yang tulus, saya mau juga susah susah naik kereta. Akhirnya, saya malah yang belajar dari anak sendiri, ternyata meski jauh tidak menghalangi niatnya untuk tetap memberi penghormatan terakhir untuk oma sahabatnya.
“Berapa jauh dari Bogor sampai Bio Tek Bio…?” tanya saya.
“Berangkat jam 08.00 pagi dan sekarang [11.25] baru akan nyambung angkot”, jawabnya.
“Jauh… Apalagi 4 hari terakhir ini udara panas sekali di siang hari”, batinku. “Tetapi tidak menyurutkan niat Ibu muda itu menjadi sahabat dan teman anaknya tumbuh sebagai sahabat bagi temannya.”
Tak terbendung mengalir juga energi positif dari diriku untuk bocah itu dalam bentuk harapan: “Semoga kelak dia memiliki hati sebaik hati Ibunya.”
Anak polah wong tuwo pradah. Memperkokoh kepekaan hati yang sudah tumbuh dalam diri anaknya Tidak diabaikan tetapi dipupuk dan disirami dengan ‘niat dan keringat’.
Dari perspektif iman, adalah sebuah bentuk aktualisasi iman yg sungguh nyata dari sapaan Guru Ilahi kita: “tidak sanggupkah berjaga bersama-Ku satu jam saja?” Jawabnya: “sanggup!”
“Mantap sahabat mudaku. Kelak, anakmu pasti akan menjadi anak muda yang sanggup, lebih dari menoleh dan mengangguk, lebih dari rela berlelah berkeringat demi sahabat…. namun sanggup berdiri tegak demi Guru Ilahinya, yang sama dengan Guru kita”, kataku.
Sebab penderitaan ringan sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yg melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.
Salam sehat dan tak henti berbagi cahaya.
Anak Muda Yang Berdaya Pikat – Catatan halaman 127