Penulis Jlitheng
Sharing dari sahabatku, hari ini dua kali mengiringi misa dan Jalan Salib: “Steve, I Will play again for STATIONS OF THE CROSS AT 6.30 followed by Mass at 7.00. Feel Blessed as God still provide me with health and little ability to serve Him. Yeah Steve, that is my activities at this time.”
Motifnya memang jelas. Niatnya murni: “Nearer to Him.”
Tuhan, kalau aku mengabdi kepada-Mu karena takut api neraka, masukanlah aku ke dalamnya, sehingga tak ada tempat lagi untuk hamba-Mu yang lain.
Tuhan, kalau aku menyembah-Mu karena mengharap surga-Mu, berikanlah surga itu kepada hamba-hamba-Mu yang lain, sebab berada bersama-Mu saja sudah cukup bagiku.”
Ini kesan indah sejenak hidup dengan para rahib. Ketika malam menyelimuti langit, bintang-bintang bersinar, orang-orang lelap tidur, raja-raja menutup tirai istana, para kekasih menyepi, namun mereka, para rahib itu, tetap berdiri di hadapan-Nya. Bersyukur dan bermazmur, karena Tuhan memberi waktu untuk berada di dekat-Nya.
Terlalu pamrih. Terlalu berambisi dan… terlalu mengharap surga justru dapat “merusak” ibadah itu sendiri. Muncul keakuan seakan hanya dirinya yang diperkenankan Tuhan.
Salam sehat dan tetap teguh berbagi cahaya.