Nostalgia Nasi Jagung (1) – Dalam Irama Orkes Madun

Nasi Jagung dan Laukpauknya

 ‘Nasi Jagung’ tak lain adalah nasi yang bukan dari bahan beras padi  melainkqn dari biji-biji jagung grontolan kering yang ditumbuk hingga menghasilkan pecahan butir-butir yang lantas ditanak dan menghasilkan Nasi Jagung.

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

Seide.id 21/12/2022 – sekadar menolak lupa, Jakarta pernah punya sebuah slum dan ‘remang-remang’ yang sangat populer dengan nama Planet Senen. Akhir periode tahun 1970-an Gubernur Daerah Chusus Ibukota (DCI) Jakarta menggusur lokasi prostistusi terkenal tersebut dan di bekas arealnya (hingga kini) lantas berdiri Gelanggang Remaja Jakarta Pusat (GRJP) yang juga populer sebagai GR Planet Senen.

Planet Senen memang sudah jadi bagian dari masa lalu Jakarta. Namun begitu, ada banyak kisah yang tetap menarik buat dikenang. Antara lain, kisah kehadiran gerakan berkeseniandi kitaran wilayah Planet Senen, yang dimotori oleh sekelompok seniman yang populer disebut sebagai Seniman Senen.

Planet Senen yang merupakan bagian dari Pasar Senen, merupakan kawasan terbuka bagi siapa saja. Di bidang seni misalnya, kawasan yang terletak tak jauh dari Stasiun KA Pasar Senen itu tak cuma melahirkan seniman-seniman besar dari lingkar Seniman Senen, tapi juga seniman-seniman anonim yang karyanya tetap menarik buat dikenang hingga saat ini.

Satu dari warisan Planet Senen yang terus berlanjut hingga saat ini adalah lahirnya kelompok pemusik jalanan yang populer disebut sebagai Orkes Madun. Kelompok pemusik ini biasa hadirdan ngamen di keramaian malam Planet Senen, dengan pemusik dan penyanyi tak dikenal, hidup dari saweran uang recehan penonton yang merasa terhibur.

Konon, kelompok musik (orkes) tak bernama ini awalnya diprakarsai oleh pemain Arkodion dari daerah Kawi-Kawi bernama Bang Madun, hingga orkes yang dipimpinnya itupun beken sebagai Orkes Madun. Tapi ada juga cerita, kata ‘madun’ ini identik dengan ‘gila’ karena banyak penonton tergila-gila oleh performance kelompok orkes ini dan jadi pejoget tetap tiap kali musik dan nyanyi disajikan.

Betapa pun keberadaannya tak pernah tercatat dalam sejarah musik Indonesia, tapi Orkes Madun punya kenangan tersendiri bagi warga Jakarta peminat musik dan lagu. Ada banyak lagu Melayu populer lahir dari biduan dan biduanita anonim dalam kiprah Orkes Madun. Ingat lagu Belalang yang sempat dinyannyikan dan direkam Sam Bimbo di tahun 1970-an? Itu juga dipungut dari khasanah Orkes Madun yang lahir di Planet Senen.

Lagu dari khasanah Orkes Madun yang juga populer adalah lagu bertajuk Hidup Di Bui Bagaikan Burung yang makin popular setelah dinanyikan Sam D’lloyd – syairnya antara lain berbunyi:

Hidup di bui bagaikan burung

Mata terlepas badan terkurung

Semua bikin pikiran bingung

Hari-hari makannya NasiJagung

 ‘Nasi Jagung’ tak lain adalah nasi yang bukan dari bahan beras padi  melainkqn dari biji-biji jagung grontolan kering yang ditumbuk hingga menghasilkan pecahan butir-butir yang lantas ditanak dan menghasilkan Nasi Jagung.

Di tengan masyarakat Indonesia yang umumnya makan beras dari padi, dan hasil olahannya biasa disebut sebagai nasi (tanpa embel-embel apa pun), maka seseorang yang sehari-hari makannya nasi jagung, bisa disebut sebagai golongan tertinggal, memprihatinkan,  sebagaimana diungkap syair lagu di atas.

Benarkah? Zaman sudah berobah, Mbak…! (Bersambung)

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.