Novel Musashi dan Cara Baca yang Tak Biasa

Tapi yang lebih sering tentu saja berburu buku bekas di kawasan Cikapundung, di sepanjang trotoar (kalau gak salah) dekat kantor PLN kota Bandung, masih di seputar alun-alun. Di antara beragam pilihan, saya paling sering berburu buku di Palasari, deretan toko buku yang berada di kawasan Buahbatu.

Palasari menjual beragam buku, baik yang baru dengan diskon 10-30 persen, buku lama dengan harga tergantung nego, dan buku bajakan dengan kualitas pas-pasan. Artinya, tulisan biasanya kurang jelas dengan penjilidan yang gampang terlepas.

Meskipun demikian, saya bisa sedikit bangga dibandingkan beberapa teman yang uang sakunya dua kali lipat atau lebih dibanding saya. Dengan uang saku yang lebih besar, mereka lebih sering meminjam koran atau buku yang saya beli dengan susah payah. Padahal, demi buku, kadang saya harus mengurangi jatah makan. Kadang saya makan di warung kecil yang biasa dihampiri sopir angkot. Meskipun datang di warung makan yang sama tapi kami pada dasarnya berbeda. Artinya, menu saya selalu lebih sederhana dibandingkan para sopir, haha.

Tapi ada lagi trik yang biasa saya pakai. Di waktu tertentu saya datangi tempat kos mahasiswi dengan uang saku berlebih. Syukur kalau si penghuni kos naksir tamunya. Nah, di tempat seperti ini biasanya aman sentosa dan sejahtera. Hati senang, perut kenyang, pikiran tenang. (end)

Avatar photo

About Syah Sabur

Penulis, Editor, Penulis Terbaik Halaman 1 Suara Pembaruan (1997), Penulis Terbaik Lomba Kritik Film Jakart media Syndication (1995), Penulis berbagai Buku dan Biografi