Foto : disbud kepriprov.go.id
Beberapa saat lalu, Pimpinan Assosiasi Tradisi Lisan – ATL, Ibu Dr. Pudentia MPPS, melakukan perjalanan ke Kampung Dompak, Pulau Bintan, wilayah Kepulauan Riau untuk menjumpai pelaku seni budaya tradisi. Ada pewaris seni budaya Mak Yong yakni bapak Satar, dan seorang Maestro Joged Dangkung yakni Mak Dara.
Sempat diceritakan tentang perjuangan upaya pelestariannya, karena tradisi kesenian ini semakin terancam punah, mengingat para maestro sudah sepuh dan kegiatan regenerasinya makin langkah tergerus zaman. Dari tradisi seni budaya Mak Yong, masih terjaga baik topeng dan alat keseniannya sejak generasi pertama, sekitar 100 tahun lalu. Sedangkan tentang Joged Dangkung, masih bisa bertemu maestronya yang sudah sepuh, dengan semangat bercerita. Aktivitas kesenian ini pun semakin langka.
Dari perjalanan menjumpai para pewaris tradisi seni budaya tersebut, bertepatan juga dengan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia, 9 Agustus, di-sharing kan perjuangan pelestarian Seni Budaya Tradisi yang ada di Nusantara, yang selama ini dilakukan oleh Assosiasi Tradisi Lisan – ATL. Ibu Dr. Pudentia. Beliau, baik sebagai dosen Budaya dan Tradisi Lisan di Universitas Indonesia, maupun dengan lembaganya ATL, sangat konsen dalam upaya pewarisan tradisi lisan. Banyak kegiatan dilakukan seperti; studi banding bagi dosen, pelatihan, kerjasama jaringan, penulisan, maupun upaya memberi masukan untuk kebijakan di tingkat lokal, nasional dan internasional. Melalui ATL, sudah diupayakan kemitraan dengan para dosen ilmu budaya, pegiat seni budaya tradisi dan maestronya, Kampus, Dirjen Kebudayaan dan Kementerian, serta kerjasama dengan UNESCO, dan banyak lembaga lain yang peduli terhadap warisan budaya, khususnya tradisi lisan Masyarakat Adat Nusantara.
Sebagai ekspresi kebanggaan terhadap Maestro Seni budaya tradisi Joged Dangkung yang dijumpai, kutuliskan sebuah sajak bagi beliau, Mak Dara.
Mak Dara, Maestro Joget Dangkung
Bertandang ke kampung Dompak
Di Bintan Kepulauan Riau
setelah meninggalkan Jakarta
Dari metropolitan ke kampuang
demi menjumpai seorang seniman
Maestro Joget Dangkung
namanya Mak Dara
Menyusuri jalan menuju rumahnya
ada sambutan alam istimewa
kawanan burung Bayan menyapa
Pesona indah warnanya
hijau kuning merah
halau lelah dan dahaga
untuk bertemu mata air
Energi kehidupan daya zaman
Maestro yang sepuh raganya
namun semangat jiwa berkobar
mengalir khasanah kearifan
meramu keajaiban suka duka
dalam sanubari penuh syukur
dalam alunan nada gerak
penuh harmoni dan damai
Jumpa Mak Dara
jiwa raga jadi terbasuh
Energi kehidupan harmoni sahaja
Tatapan mata persaudaraan
Sapaan ramah kemanusiaan
Kepulan asap cita harapan
Membaur dalam sosok pribadi
Sang Maestro Joged Dangkung
yang umurnya sudah sepuh
namun semangatnya tetap membara
Mak Dara…
Hormat salut tabik…
kami boleh diterima bertemu
Ajari kami generasi penerus
miliki ketrampilan, pengetahuan dan kebijaksanaan
Dalam spirit sanubari jiwa
yang mampu bersyukur selalu
yang tahu berterimakasih
dan menjadi pribadi sejati
dalam mengayam kehidupan
di antara sesama saudara
di tengah alam semesta
di hadapan Sang Pencipta
Perjuangan Merawat Pilihan Kehidupan – Menulis Kehidupan 219