Olah Ragalah Selagi Muda: Bergerak Lebih Banyak, Bisa Mengurangi Stress

Seminar Kesehatan dr Tirta

Orang yang berolahraga ditemukan lebih tenang dan lebih bersemangat. Hal ini karena faktor hormon endorfin dan serotonin yang dikeluarkan tubuh saat olahraga sehingga suasana hati menjadi meningkat.

OLAHRAGA bukan hanya tentang menjaga bentuk tubuh atau memperbesar otot. Tak dapat dipungkiri bahwa olahraga dapat meningkatkan kesehatan fisik, menurunkan berat badan, bahkan memperpanjang usia. Namun bagi sebagian orang termotivasi untuk rutin olahraga karena merasakan perubahan mental yang lebih baik. Orang yang rutin olahraga akan merasa lebih energik, tidur lebih nyenyak, ingatan lebih tajam, pikiran lebih rileks dan positif. Oleh sebab itu, olahraga menjadi obat yang paling ampuh bagi yang mengalami masalah kesehatan mental.

Men sana in corpore sano, adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya adalah “jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat”. Maksudnya adalah jika jiwa yangt sehat maka tbihnya sehat. Demikan pula sebaliknya.

Stres tubuh dapat terjadi karena tubuh mengeluarkan hormon adrenalin dan kortisol, sehingga menyebabkan beberapa bentuk emosi. Selain emosi, stres juga bisa menyebabkan gejala fisik, seperti otot menegang, sakit kepala, atau nyeri leher dan punggung. Melansir dari Harvard Medical School, olahraga dapat menurunkan kadar hormon stres dan meningkatkan produksi endorfin. Endorfin adalah hormon yang membangkitkan rasa senang dan semangat. Oleh sebab itu, olahraga sering menjadi obat utama saat alami stres.

Olah raga, minimal 30 menit sehari, harus dibiasakan sejak usia muda. Dengan berolahraga maka kesehatan fisik akan meningkat yang sekaligus ikut meningkatkan kesehatan mental seseorang.

Hal itu mengemuka dalam Talkshow bertema ‘Move More, Strees Less-The Science Behind Sport Exercise and Mental Healthness in Adolescent and Young Adult’ di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Jumat (8/11/2024).

Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Departemen Kedokteran Keluarga FK-KMK UGM, Klinik Korpagama dan Penelitian Straya Indo. Menghadirkan dua narasumber dr Tirta Mandira Hudhi MBA (Dokter, Influencer, Entrepreneur) dan dr Fransisca Handy SpA (Pakar Kesehatan Remaja sekaligus Pendiri Asosiasi Kesehatan Remaja Indonesia) dipandu moderator dr Fitriana Murriya Ekawati MHPC PhD SpKKLP Subsp FOMC.

Dokter Tirta mengajak mahasiswa untuk menyempatkan berolahraga sejak sekarang. Menurut Tirta, saat ini olahraga yang paling digemari adalah olahraga outdoor, seperti lari bersepeda dan lainnya. “Olahraga yang dilakukan di usia lebih muda, itu akan menghasilkan hal yang bagus di masa tua,” katanya.

Sedangkan dr Fransisca Handy mengatakan, di usia mahasiswa pertumbuhan fisik seseorang sudah selesai, seperti tidak akan bertambah tinggi. Sehingga harus pandai-pandai menjaga fisiknya (berat badan) agar tetap ideal. “Dan jangan lupa kesehatan fisik itu berdampak pada kesehatan jiwa,” katanya.

Ada dua cara olahraga dalam membantu meringankan gejala cemas dan depresi, yaitu melepaskan endorfin dan mengalihkan pikiran dari rasa khawatir. Saat olahraga, tubuh dan jiwa akan merasa lebih baik karena bisa melupakan sejenak semua pikiran negatif yang ada di kepala.

Orang yang berolahraga ditemukan lebih tenang dan lebih bersemangat. Hal ini karena faktor hormon endorfin dan serotonin yang dikeluarkan tubuh saat olahraga sehingga suasana hati menjadi meningkat.

Olahraga juga ditemukan bermanfaat dalam meningkatkan kualitas tidur pada banyak orang. Tidur dan kesehatan mental memiliki hubungan yang sangat erat. Umumnya, orang yang memiliki gangguan kesehatan mental akan mengalami sulit tidur dan kualitas tidur yang buruk. Sebaliknya, orang yang memiliki kualitas tidur yang baik cenderung memiliki kesehatan mental yang baik pula.

Olahraga tidak hanya memiliki dampak positif untuk kesehatan tubuh, tetapi juga memiliki pengaruh terhadap rasa percaya diri. Dengan tubuh yang sehat dan berat badan ideal, rasa percaya diri tanpa disadari akan ikut meningkat.

Olahraga membantu mengimbangi gaya hidup yang menuntut banyak waktu dengan frekuensi gerakan tubuh yang rendah.

Melihat banyaknya manfaat olahraga untuk kesehatan mental. Olahraga untuk mendapatkan manfaat kesehatan mental ini tidak perlu jenis olahraga berat atau waktu yang lama. Pasalnya, Olahraga intensitas ringan atau sedang sudah cukup untuk meningkatkan suasana hati dan menghilangkan pikiran negatif.

Gen Z memang menjadi generasi yang paling banyak merasa memiliki masalah kesehatan mental dibandingkan generasi X, dan generasi Milenial. Setidaknya terdapat 59,1% Gen Z yang merasa memiliki masalah kesehatan mental, sementara generasi milenial hanya sebanyak 39,8% dan Gen X 24,1 persen. Namun, apakah dari data tersebut menunjukkan bahwa Gen Z memiliki mental yang lemah? Faktanya, setiap generasi memiliki risiko yang sama untuk mengalami masalah mental.

Hanya saja, Gen Z hidup di era internet yang membuat mereka lebih mudah mencari informasi terkait kesehatan mental. Informasi tersebut kemudian membuat Gen Z lebih “melek “ dengan kondisi mental yang dimilikinya. Mungkin saja generasi terdahulu sebenarnya juga merasakan apa yang dirasakan oleh Gen Z.

Dalam kenyataannya, tersadar atau tidaknya generasi Z akan Manfaat olahraga bagi mereka,mengatasi gaya hidup yang sedentary. Banyak anggota Generasi Z menghabiskan waktu yang signifikan di depan layar sebagai bentuk kegiatan belajar, bekerja, atau hiburan. Olahraga membantu mengimbangi gaya hidup yang menuntut banyak waktu dengan frekuensi gerakan tubuh yang rendah.

“Kesehatan mental Generasi Z sering menghadapi tekanan mental akibat media sosial dan tuntutan akademis. Olahraga bisa menjadi sarana efektif untuk mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Membangun kebiasaan sehat sejak dini membiasakan olahraga sejak muda membantu menanamkan kebiasaan yang bermanfaat seumur hidup”; pungkas Dr Tirta..

Koneksi Sosial aktivitas fisik dalam kelompok atau komunitas dapat memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan keterampilan interpersonalOlahraga terbukti meningkatkan fungsi kognitif dan kreativitas, yang berdampak positif pada prestasi akademis dan kemampuan problem solving. (Yudah Prakoso R)

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.