Optimalkan Angkutan Umum, Kunci Kota Seoul Kurangi Kemacetan Lalu Lintas

Korea-MRT04

PENGANTAR REDAKSI : Kota Seoul dikenal sebagai kota padat penduduk yg berhasil membangun jaringan subway (kereta bawah tanah) untuk mengurai kemacetan, sejak 1970-an. Sebanyak tujuh (7) wartawan Indonesia diundang MRT mengunjungi Korea Selatan guna studi banding tentang penanganan lalulintas, selama 7 hari (29 Mei-5 Juni 2022).  Kontributor Seide.id., Syah Syabur di antara jurnalis yang ke sana, dan menulis laporannya dimulai yang berikut.

OLEH SYAH SABUR

APA perbedaan kondisi lalu lintas di kota megapolitan seperti Jakarta dengan megapolitan lainnya seperti Seoul di Korea Selatan? Mungkin sebagian orang menduga, lalulintas Seoul sudah terbebas dari kemacetan, karena kotanya lebih modern, transportasi publiknya jauh lebih baik, dan masyarakatnya lebih terdidik dibandingkan warga Jakarta.

Ternyata apa yang saya lihat tidak seperti itu. Saat mengunjungi Seoul beberapa waktu lalu, fakta menunjukkan kemacetan masih terlihat di kawasan tertentu, terutama di sekitar pusat kota Seoul, khususnya pada jam pergi dan pulangkerja.

Saya dan beberapa wartawan Pemenang Lomba Menulis MRT diundang Dirut MRT, William P. Sabandar untuk melihat transportasi publik, khususnya subway (kereta bawah tanah) di Korea pada 29 Mei hingga 5 Juni 2022.

Sebagai gambaran, Seoul yang luasnya hanya 60.5,21 km2 harus menampung 10 juta penduduk. Seoul juga dinobatkan sebagai salah satu kota terpadat di dunia. Bandingkan dengan Jakarta yang lebih luas (7.659,02 km2)dengan jumlah penduduk yang hampir sama (10,61 juta pada 2021).

Meskipun demikian, Seoul berhasil mengendalikan kemacetan hingga titik minimal. Solusinya, menurut General Manager ITS (Intelligent Transport Society), Sue Park, seperti banyak dilakukan banyak negara maju lainnya, adalah memperbanyak transportasi umum.

 “Seoul memanfaatkan transportasi umum agar warga mau meninggalkan mobilnya di rumah. Hasilnya, 61,4 persen warga memanfaatkan angkutan umum. Sedangkan pengguna mobil pribadi mencapai 26,4 persen. Sisanya adalah pengguna sepeda motor, sepeda dan sepeda pancal elektrik, juga pejalan kaki,” ujar Sue saat disambangi di kantornya, di Kota Seoul.

Menurut Sue, ITS Korea didirikan pada tahun 1999 untuk memanfaatkan teknologi canggih guna mendorong tren global baru layanan sistem  transportasi. ITS Korea berfungsi sebagai jembatan untuk sektor swasta dan publik serta akademisi untuk berkontribusi pada pengembangan bidang ITS melalui berbagai penelitian, konsultasi kebijakan, dan promosi teknologi.

Bagaimana dengan Jakarta? Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 menyatakan, sebanyak 51,24% pekerja komuter Indonesia menggunakan kendaraan pribadi atau dinas. Sementara pengguna kendaraan umum masih tinggi, yakni 41,93%.

Proporsi tersebut lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Pada 2019 pengguna kendaraan pribadi  lebih banyak lagi, yakni 83,76%, sedangkan pengguna kendaraan umum 11,81%.

ITS Korea yang dikunjungi rombongan MRT Jakarta merupakan organisasi non profit yang berkomit menuntuk menyelesaikan masalah lalulintas dan lingkungan. Menurut William, “Kerjasama dengan ITS salah satunya adalah untuk mengurai lalulintas di DKI,” ujar William yang juga menjabat sebagai Presiden ITS Indonesia.

Menurut William, ITS Korea punya lebih dari 200 anggota perusahaan di bidang transportasi. Sedangkan ITS Indonesia baru bekerjasama dengan 20 perusahaan transportasi.

Selanjutnya, Kunci sukses Korea

Avatar photo

About Syah Sabur

Penulis, Editor, Penulis Terbaik Halaman 1 Suara Pembaruan (1997), Penulis Terbaik Lomba Kritik Film Jakart media Syndication (1995), Penulis berbagai Buku dan Biografi