Seide.id – Dulu ada singkatan terkenal dari huruf sama: “L” atau Empat L. Keempat huruf yang sama itu adalah kepanjangan dari “Lu lagi!”, “Lu lagi!”. Singkatan “Empat L: belakangan menjadi pemeo (sindiran) terhadap orang-orang yang lagi-lagi mendapat kesempatan penting. Apakah dalam bentuk jabatan, pekerjaan atau proyek-proyek menguntungkan.
Belakangan singkatan “Empat L” tidak lagi memiliki kepanjangan “Lu lagi!”, “Lu lagi!”. Tetapi diplesetkan menjadi “Luhut lagi!”, “Luhut lagi!”.
Luhut adalah nama yang dipakai oleh orang-orang beretnis Batak, selain Ruhut. Luhut sendiri adalah kata dalam Bahasa Batak yang artinya “ semua”, “sekalian”, “berkumpul, “bersama”, “seluruh”…
Bila singkatan 4 L yang kini diplesetkan menjadi “Luhut lagi!”, “Luhut lagi!”, pastinya itu merujuk pada nama seseorang yang terkenal di negeri ini.
Tapi Luhut yang mana? Karena ada banyak nama Luhut dengan marga berbeda yang terkenal di negeri ini. Sebut saja antara lain Luhut Pengaribuan (Pengacara), Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Kemaritiman dan Investasi) atau Luhut-Luhut lainnya yang tersebar di berbagai profesi maupun jabatan di pemerintahan.
“Yang pasti Luhut Panjaitan-lah. Siapa lagi orang terkenal di negeri ini yang mendapat kepercayaan dan jabatan bermacam-macam di pemerintahan saaat ini!” celetuk seorang teman.
Benar juga. Di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar (LB) Panjaitan, sering dijuluki “Opung Luhut” adalah Menteri yang berkali-kali dipercaya menjalankan tugas berbeda.
Saat ini, selain menjabat sebagai Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut juga ditugaskan untuk menangani masalah lain. yakni memimpin Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat untuk wilayah Jawa dan Bali, yang berlaku tanggal 3 – 20 Juli 2021. PPKM Darurat diberlakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 yang makin mengkhawatirkan.
Di bawah luhut, PPKM Darurat Jawa dan Bali langsung menunjukkan geliatnya. Aturan dibuat, aparat diturunkan untuk melakukan penyekatan di berbagai wilayah, khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Ada kontroversi, suasana panas dan dinamika lainnya terkait pelaksanaan PPKM Darurat Jawa dan Bali ini, tetapi Luhut bergeming.
Sebagai Menko Marvest, Luhut juga kerap menghadapi serangan terhadap pemerintah maupun pribadinya. Yang paling ramai adalah soal masuknya TKA Cina ke Indonesia, khususnya ke pertambangan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah.
Terbaru adalah masuknya 20 TKA Cina pada saat PPKM Darurat diberlakukan. Menurut Luhut (TKA) asal Cina ke Indonesia datang sesuai prosedur yang ada: telah menjalani vaksinasi hingga dosis kedua, sebelum datang ke Indonesia, wajib menjalani tes swab PCR. Dan orang asing yang boleh melanjutkan perjalanan ialah yang dinyatakan negatif Covid-19.
“Begitu sampai di Indonesia, orang kembali menjalani swab PCR dan harus menjalani karantina selama delapan hari. Setelah delapan hari berjalan, sebelum melanjutkan aktivitas di luar, WNA harus kembali menjalani tes swab PCR. Bila hasilnya negatif, mereka bisa melanjutkan aktivitas di Indonesia!” kata Luhut.
Sebagai Menko Marinvest, Luhut selalu pasang badan jika ada serangan terkait kedatangan TKA ke Indonesia. Dia juga pasang badan untuk melawan serangan-serangan terhadap pemerintahan Jokowi. Latar belakangnya sebagai militer dengan Pangkat Letnan Jenderal dan darah Batak yang dikandungnya, Luhut dikenal tegas dan berani. Di militer ia pernah memimpin satuan elit Kopassus.
Karier Luhut di pemerintahan dimulai di era pemerintahan Presiden BJ Habibie, sebagai Dubes Indonesia untuk Singapura. Di masa pemerintahan Gus Dur beliau diangkat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Pada Pilpres 2014 Luhut memutuskan mundur dari jabatan sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Sedangkan partainya mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Luhut mundur untuk bergabung mendukung pasangan Joko Widodo ( Jokowi ) – Jusuf Kalla (JK).
Dengan keberadaan Luhut di Tim Jokowi – JK, serangan dari kubu Prabowo yang ketika itu berambisi untuk menjadi presiden — setelah gagal dalam pemilihan bersama Megawati pada Pilpres 2009 – dapat dieliminasi. Prabowo boleh mengecilkan Jokowi, tetapi tidak terhadap Luhut.
Keduanya sama-sama lulusan Akabri dan pernah memimpin Kopassus. Luhut lebih senior. Luhut lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) 1970, sedangkan Prabowo lulusan 1974. Tak heran jika Prabowo biasa memanggil “Abang” terhadap Luhut.
Ada lagi satu kisah yang tak mungkin dilupakan oleh keduanya. Tahun 1999 hingga awal 2000 Prabowo pernah menemui Luhut yang tengah menjadi Dubes di Singapura. Ketika itu Prabowo mengatakan ingin menengok ayahnya, Profesor Soemitro Djojohadikusumo yang sedang sakit di Indonesia. Namun masa berlaku paspornya habis, dan tidak bisa diperpanjang melalui KBRI Jordania, tempat Prabowo tinggal setelah peristiwa 1998.
Luhut waktu itu memerintahkan stafnya untuk memperpanjang paspor Prabowo, sehingga Prabowo bisa kembali lagi ke Indonesia. Sampai hari ini. Itulah yang membuat Prabowo agak segan kepada Luhut. hw (Bersambung)