HANDRAWAN NADESUL
Medical Doctor, Health Motivator, Health Book Writer and a Poet
Tubuh Anda mencerminkan otobiografi kesehatan Anda. Mungkin kelihatan sesuai dengan umur, bisa jadi tampak lebih muda dari umur, atau boleh jadi lebih tua dari umur. Bagaimana itu bisa terjadi.
Tergantung bagaimana tubuh Anda diperlakukan sejak lahir. Seberapa sehat sejak dalam kandungan, bagaimana sehat Anda dilahirkan, dan itulah awal modal sehat Anda terberi 100%. Semua orang kecuali yang mewarisi penyakit keturunan, modal sehatnya sejak lahir sebesar 100%.
Bagaimana modal sehat ditatalaksana, sehingga tidak perlu berkurang, itu awal sikap kita. Ini ditentukan oleh menu harian sejak bayi, apakah diberi ASI, dan cukup sehatkah gizi harian, sehingga tumbuh-kembang berlangsung sempurna.
Setelah bertumbuh-kembang mencapai puncaknya, sebelum pubertas, apa yang dikerjakan selama sekolah, cukupkah bergerak, apakah berat badan tidak berlebihan, sehingga tidak muncul masalah kesehatan. Tepatkah menu harian, kualitas maupun porsinya.
Memasuki usia produktif, sudah tepatkah gaya hidup yang dipilih. Menu harian sudahkah selalu menyehatkan, cukupkah olah fisik, dan tidak dirundung stressor. Cukupkah waktu jeda, waktu istirahat, selain tidur berkualitas. Punyakah wawasan luas untuk hidup sehat sehingga tubuh tidak dirongrong penyakit, yang berujung merusak organ, atau menjadi cacat fisik akibat penyakit menahun.
Setiap gangguan pada fisik, akan menurunkan modal sehat tidak utuh 100% lagi. Kegemukan, pradiabetik, berisiko serangan jantung atau stroke, gangguan sendi dan tulang, semua itu yang bisa merongrong keutuhan fisik, dan status kesehatan menurun.
Peran ibu sangat besar sejak kita bertumbuh-kembang. Maka saya tergerak menyusun semiloka (seminar loka karya) “Sekolah Menjadi Ibu” sejak awal 2000, keliling ke sejumlah kota selain untuk penyuluhan bina pranikah di sejumlah gereja. Semakin bagus wawasan kesehatan ibu, semakin bagus tumbuh-kembang anak dan keluarganya.
Setelah anak dewasa, perlu wawasan kesehatan yang luas juga agar tidak keliru memilih gaya hidup. Perlu kurikulum pendidikan kesehatan yang benar. Keliru memilih gaya hidup, faktor risiko yang merongrong fisik. Keliru memilih menu, memilih hidup sedentarian, banyak memikul stressor, bagian dari gaya hidup yang perlu dikoreksi.
Selain gaya hidup yang perlu menyehatkan, bagaimana pula kita memperlakukan tubuh. Untuk itu perlu wawasan sehat bagaimana semestinya memposisikan tubuh yang sehat. Cara duduk, cara tidur, cara bekerja, dan semua gerakan, yang tidak sampai mencederai sendi dan otot.
Semua masalah sendi otot dan tulang lebih sering sebab kita keliru meposisikan tubuh. Posisi tubuh yang tidak ergonomic. Tetap melakukan posisi sedemikian sehingga membebani sendi pinggang dan sendi lutut memikul berat badan, bikin sebagian besar lutut dan pinggang orang Indonesia bermasalah. Pengapuran sendi leher, juga sebab posisi duduk dan bekerja yang salah. Masih lompat loncat dan atau tenis, badminton, volley, basket setelah umur kepala lima sama membebani sendi-sendi besar tubuh. Pada masa menuju umur lebih tua, sendi sudah kehilangan rawan dan minyak sendinya.
Hidup yang tidak teratur sehingga organ tubuh tidak efisien kerjanya, maka hidup perlu tertib teratur. Bila hidup tidak tertib teratur, ini yang bikin organ tubuh lekas aus dan atau rusak. Kebiasaan salah dalam berobat juga begitu. Meracuni tubuh dengan bahan kimia dalam menu harian, pikiran yang galau, dan stressor yang merundung untuk waktu lama. Itu semua yang ikut menentukan seberapa bagus otobiografi tubuh kita kelak.
Itu maka ada orang berumur 50 tahun, kelihatan seperti sudah berumur 60. Sebaliknya ada orang berumur 60 kelihatan seperti masih 50. Kebanyakan kita sekurangnya kelihatan setua umur biologisnya. Makin sering dirongrong penyakit, makin besar stressor, makin kelihatan lebih tua dari umur. Sebaliknya makin mengikuti kaidah kesehatan, makin tepat gaya hidup, makin terawat kondisi tubuh.
Hanya apabila riwayat bagaimana tubuh sehat dirawat secara benar di mata medis, otobiografi tubuh kita akan indah. Masalahnya tidak setiap masyarakat diberi tahu caranya bagaimana membangun otobiografi tubuh supaya indah. Itu juga yang menginspirasi saya lebih 15 tahun lalu menulis buku Sehat Itu Murah, dan seminar yang menyertainya.
Oleh karena peran ibu sungguh tak tergantikan, maka ibu perlu diberdayakan agar semua anggota keluarga kelak punya prospek memiliki otobiografi tubuh yang indah. Bahwa di belakang suami yang sukses, ada istri yang hebat, dan di belakang anak yang sukses ada ibu yang hebat.
Sebelum terlambat membangun otobiografi tubuh yang indah, sekurangnya tidak menambah buruk otobiografi tubuh Anda bila terlanjur keliru, lakukan koreksi. Tidak ada yang terlambat untuk mulai hidup lebih menyehatkan.
Salam sehat,
Dr HANDRAWAN NADESUL