Oleh MAS SOEGENG
Akhirnya Taliban dan AS bertemu pada 2018 berkat bantuan sahabat Amerika, Arab Saudi, Pakistan dan Uni Emirat Arab. Inti pembicaraan adalah penarikan tentara AS dari Afghanistan. Diskusi rekonsiliasi diteruskan pada 2019 melibatkan pemerintah Pusat Afghanistan. Namun kesepakatan serius terjadi pada 2020. Taliban berjanji jika tentara AS menarik diri, mereka tidak akan mengijinkan Al Qaeda atau ISIS beroperasi di Afghanistan. AS setuju.
Mendapat peluang bahwa AS akan menarik diri secara bertahap, Taliban dengan cepat merebut kekuasaan di beberapa distrik. Pemerintah Afghanistan tak menduga Taliban mencuri start seperti ini. Mereka tidak siap dan Taliban mendesak masuk ibukota. Awal Agustus, Taliban merebut kota strategis seperti Kandahar dan Ghazn. Puncaknya, pada 15 Agustus 2021, Taliban berhasil menguasai Afghanistan dengan mengambil alih Istana Kepresidenan di Kabul. Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul dan Afghanista mulai kacau.
Pemimpin Afghanistan menghindari pertempuran dan melarikan diri dan bersembunyi di beberapa tempat rahasia. Pasukan Afghanistan seperti kehilangan induk semang. Apalagi mereka melihat pemimpin Afghanistan ini dikenal korup, sehingga mereka apatis.
Afghanistan Jatuh, Taliban Berkuasa
Praktis sejak 15 Agustus 2021, Afghanistan jatuh dalam kekuasaan Taliban. Mereka menduduki Istana Presiden, makan-makan dengan santai di kursi dan lantai dan sebagian pasukan bersenjata Taliban bermain bombom car dengan santainya. Tak ada- setidaknya dalam dua hari ini- suasana mengerikan perlakukan pasukan Taliban kepada warganya.
Para pemimpin Taliban terlalu senang berhasil menguasai Istana Presiden dan melakukan berbagai pembicaraan strategis di ruang rapat bekas presiden Ashraf. Mereka juga sibuk mempersiapkan jumpa pers dengan mengundang para wartawan. Talibat secara terbuka juga mengumumkan bahwa pemimpin mereka Mullah Abdul Ghani Baradar telah tiba kembali di Afghanistan setelah 20 tahun dalam pengasingan.
Namun pengalaman warga Afghanistan, tampaknya telah membuat traumatik tersendiri bagi mereka.
Jika kita lihat bagaimana suasana kacau warga Afgha yang pengin cepat keluar dari negeri ini menunjukkan betapa sesuatu yang “ menakutkan” akan terjadi. Setidaknya bayangan lama tentang teror mereka masih menjadi acuan. Mereka rela berdesakan, bergelayutan di ekor pesawat bahkan berjalan jauh untuk menghindari negeri ini. Ramai-ramai mereka menginginkan keluar dari Afghanista. Out of Afghanistan. BERSAMBUNG