Oleh MAS SOEGENG
Taliban ( artinya murid), merupakan faksi relegius dan politik yang berkembang di Afghanistan tahun 1994 dari etnis Pashtun. Kelompok ini muncul seiring mundurnya Soviet dari Afghanistan. Mereka lahir kebanyakan dari sekolah madrasah. Mereka menginginkan ketertiban sosial di Kandahar, selatan Afghanistan, sesuai yang mereka pelajari, Al Quran. Mereka memiliki konsep bersosial dan bernegara, yakni berdasarkan islam. Kemajuan masyarakat Afghanistan, khususnya perempuan yang mulai modern dan membuka wajahnya, dinilai Taliban sebagai hal yang perlu diperbaiki.
Taliban melarang kehidupan publik bagi perempuan, terutama akses pekerjaan dan pendidikan. Peninggalan artistik non Islam dihancurkan. Mereka menerapkan hukuman pidana keras, termasuk hukum gantung. Kelompok Taliban ini dikenal sebagai pendukung Al Qaeda dan melindungi teroris lain.
Penolakan Taliban untuk menyerahkan Osama Bin Laden dan Pemimpin Al Qaeda lain membuat Amerika – yang merasa kecolongan atas serangan Peristiwa 11 September ( 9/11) – mengejar Al Qaeda di Afghanistan. AS menggulingkan kekuasaan Taliban namun perlawanan ( tepatnya pemberontakan) Taliban, terus dilakukan. Mereka menganggap Pemerintah pusat Afghanistan gagal melakukan kontrol di seluruh negeri yang dikuasai Taliban. Taliban menganggap Pemerintah Pusat Afghanistan sebagai tidak syah. Presiden Afghanistan, Ashaf Ghani mencoba melakukan rekonsiliasi dengan melibatkan kekuatan asing , yakni AS.
Sementara ini, Taliban merasa yakin mereka kini sudah kuat. Menurut catatan, saat ini mereka punya modal untuk menyerang Afghanistan. Mereka punya kekayanan sekitar Rp 15 triliun. Penghasilan ini didapat Taliban dari memproduksi opium, perdagangan narkoba, pemerasan, tebusan penculikan dan operasi pertambangan.
Dengan itu, mereka bisa membeli peralatan canggih. Dari kendaraan hingga persenjataan. Yang untung dari ini, tentu saja negara besar yang menjalin kerjasama dengan mereka.
Setelah berbagai perundingan, Amerika berjanji akan menarik pasukannya dari Afghanistan dan membiarkan Afghanistan sendirian menghadapi Taliban yang setiap hari terus merangkak masuk kota. Apalagi mereka tahu diam-diam Amerika telah mulai memulangkan orang-orangnya secara bertahap dari Afghanistan….