Pakistan dan Taliban Saling Bersitegang

SUSUNAN anggota kabinet Afganistan mengindikasikan Taliban gagal menyatukan semua faksi-faksinya. Pemimpin senior Taliban, Mullah Hasan Akhund, akhirnya dinominasikan sebagai perdana menteri, dan Sirajuddin Haqqani sebagai menteri dalam negeri.

Pengamat meyakini, keputusan mendelegasikan posisi kunci kepada Jejaring Haqqani menunjukkan bahwa Taliban bergantung pada kelompok tersebut, terlebih dengan adanya desas-desus seputar lembaga rahasia di tubuh Taliban yang loyal kepada Haqqani.

“Kelompok Haqqani sudah berkorban banyak dalam perang melawan AS. Mereka juga dekat dengan Pakistan sejak 1980-an,” kata Amjad Shoaib, analis pertahanan Pakistan kepada DW. Pensiunan jendral itu bersikeras Islamabad juga membina hubungan baik dengan faksi-faksi lain Taliban.

Namun begitu, Talat Ayesha Wizarat, pakar hubungan internasional di Karachi, Pakistan, meyakini keretakan antara Taliban dan Pakistan ingin dimanfaatkan sejumlah bekas pejabat lama Afganistan. Menurutnya pemerintah di Islamabad harus duduk bersama dengan para Talib untuk menjembatani perbedaan.

Sanna Ejaz, pakar Afganistan, sebaliknya meyakini Taliban dan Pakistan tidak akan memutus hubungan meski adanya keretakan. “Mereka tidak akan memunggungi Islamabad. Mereka pada dasarnya adalah kekuatan proksi Pakistan,” kata dia.

Serupa Talat, Ejaz meyakini kedua pihak akan mampu menyudahi keretakan melalui meja dialog. –  DW/DE/dms

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.