Pandangan Orang Jawa Terhadap Kodrat Kehidupan Yang Tidak Bisa Ditolak

Orang Jawa memiliki pandangan yang elok terhadap kodrat kehidupan yang tak bisa disangkal atau ditolak setiap manusia, karena sudah jadi kehendak dari Yang Maha Kuasa. Hal itu terkandung di dalam pepatah Jawa yang berbunyi sebagai berikut. “Kodrating urip sing ora bisa diselaki.” Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya kodrat kehidupan yang tidak bisa disangkal atau ditolak. Apa itu?

Pertama:
Semua manusia yang hidup akan mati. Sepanjang apa pun kehidupan manusia semua akan mati. Sekalipun tiap hari dan tanggal ulang tahun kita rayakan dengan meriah dan memohon panjang umur tetap saja manusia akan mati.

Kedua:
Di dunia ini cepat atau lambat kita pasti akan berpisah dengan yang kita cintai. Istri, suami, anak, cucu, orang tua, kakek, nenek, tetangga, teman, sahabat, kerabat dekat, dan harta benda. Karena semua manusia akan mati. Kematian telah memisahkan kita dengan apa saja yang kita cintai di dunia ini. Oleh sebab itu ketika manusia mati dikatakan meninggal dunia. Dunia ini telah ditinggalkannya.

Ketiga:
Manusia hidup memiliki kehendak bebas termasuk menentukan pilihan, apakah kita akan memilih untuk berbuat baik atau berbuat buruk/jahat. Silahkan!

Keempat:
Setelah manusia mati masih ada hidup selanjutnya, dan semua orang akan berhadapan dengan “Hari Pembalasan” yaitu “Hari Keadilan”. Semua manusia di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa harus dan wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing. Di situlah nasib manusia terhadap kekekalan atau keabadian hidupnya ditentukan. Hanya ada 2 kata dalam “Hari Pembalasan” bagi jiwa-jiwa manusia yaitu: “berbahagialah!” atau “celakalah!”. Bahagia bagi jiwa-jiwa yang selamat dan masuk surga, serta celaka bagi jiwa-jiwa yang tidak selamat dan masuk neraka. Yang masuk surga akan hidup kekal dan yang masuk neraka akan mengalami kematian kekal.

Jadi, mulai sekarang kita menyiapkan diri atau memilih. Kita mau hidup yang kekal, atau kematian kekal. Dan kabar gembiranya adalah, “Semua manusia pernah berbuat dosa. Namun demikian siapa saja yang mau bertobat, datang kepada Gustine Sarwa Dumadi (Tuhan Sang Mahapencipta Seru Sekalian Alam) dengan penyesalan yang tulus ikhlas dan mohon pengampunan atas segala kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukannya, serta berjanji tidak akan berbuat kesalahan dan dosa lagi niscaya akan memperoleh anugerah pengampunan.

Ngawi, 26 Agustus 2022

Foto : Tumisu/Pixabay

Presiden Joko Widodo dan Vladimir Putin Bertukar Pandangan

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur