MENULIS ITU ASYIK (26): JUMLAH KATA
Oleh BELINDA GUNAWAN
Dalam zoom meeting dengan pembaca bukuku Kami dan Pandemi Maret lalu, aku membawakan presentasi power point tentang penulisan cerpen. Aku menyorotnya dari sudut pandang perkembangan dunia tulis-menulis saat ini, ketika media sosial merebak di mana-mana.
Tentang panjang pendeknya sebuah cerpen (atau lebih tepatnya sebuah tulisan), kukatakan: tergantung medianya. Pendek, bila menulis buat instagram yang hanya membutuhkan sedikit kata, suka-suka bila memuatnya di facebook, dan panjang bila berupa novelet atau novel dalam bentuk buku atau cerita bersambung di platform.
Aku pernah mendapat tawaran menulis di platform yang potongan ceritanya akan muncul setiap hari dalam setahun (365 hari!). Ya, mungkin jadinya lebih dari sebuah novel, entahlah terdiri dari berapa juta kata. Aku menolak bukan karena menolak rezeki, melainkan merasa “not me” dalam berbagai aspek.
Dari literatur tentang panjang sebuah cerpen kutemukan beberapa teori. Ada yang mengatakan bahwa sebuah cerpen rata-rata terdiri dari 5.000 sampai 10.000 kata, tapi bisa saja berapa pun di atas 1.000 kata. (Satu halaman komputer, ketik 1 ½ spasi, terdiri dari sekitar 300 kata.) Ada pula yang mengatakan tidak ada panjang maksimal, tetapi biasanya antara 1.000 sampai 7.000 kata. Ada pula yang sampai 10.000 bahkan 15.000 kata.
Pertengahan Juni lalu ketika merencanakan akan menerbitkan sebuah antologi bersama teman-teman mantan jurnalis grup femina, aku membuat batasan yang agak longgar, agar kami bisa mendapat keleluasaan menulis kisah masing-masing. Aku tetapkan antara 750 sampai 3.000 kata. Ada teman yang mempertanyakan, apakah 3.000 kata itu tidak terlalu panjang. Kujawab, tidak. Karena menurut pendapatku ada cerpen yang bisa disampaikan dengan sedikit kata, ada pula yang membutuhkan lebih banyak kata. Untunglah akhirnya berdatangan cerpen-cerpen yang bervariasi, baik dalam jumlah kata, kisah, dan cara penyampaian.
Tapi tetap aku ingin tahu, berapakah jumlah kata cerpen legendaris seperti, misalnya, The Last Leaf oleh O.Henry. Mungkin Anda masih ingat, cerpen itu bercerita tentang seorang pasien pneumonia yang bertahan hidup karena terinspirasi sehelai “daun” yang tetap bertahan pada dahannya meskipun ada hujan badai.
Cerpen itu panjangnya 2090 kata. Dan cerpen Guy de Maupassant The Necklace yang tak kalah beken dan menariknya, terdiri dari 2.888 kata.
Akhirnya aku menyetujui sepenuh hati pernyataan, bahwa panjang sebuah cerpen adalah “satu dudukan”. Dengan kata lain, sebuah cerpen yang bagus adalah cerpen, yang selesai dibaca dalam sekali duduk, tanpa ditunda. (BG)