Oleh MAS SOEGENG
Dulu, saya selalu bertanya-tanya, seperti apa rupa maialikat ? Kapan saja kita bisa menemui mereka ? Dalam kisah-kisah surga, malaikat adalah pembantu Tuhan yang maha baik yang selalu diutus Tuhan membantu umatnya. Bertemu dengan mereka tentu hal yang luar biasa.
Rupanya, saat pandemi seperti ini, tak usah diminta, setiap saat kita bisa melihat wajah para malaikat itu. Mereka hilir mudik mengitari kehidupan kita di saat kesulitan.
Kemarin, tetangga satu lingkungan di BSD, terkena musibah. Anak lelakinya tertabrak motor, suami masuk rumah sakit dan isterinya isoman karena positif. Bisa dibayangkan perasaan orang-orang dalam kondisi seperti ini, sementara keluarga dekat, berada di luar kota.
Selagi memikirkan itu, seorang kerabat pria yang lama tak bertemu, membaca berita whatsapps di grup, nyamperin ke rumah, meminta ikut ke rumah sakit karena dia tak kenal anak yang sakit. Gofar, anak itu memang saya kenal baik. Di rumah sakit, kerabat itu berbicara pada dokter dan mengatakan bahwa dia bertindak sebagai wakil orangatua sekaligus orang yang akan membayar semua keperluan rumahsakit. Kerabat saya itu, Yohanes, bertindak sebagai penjamin selama Gofar di rumahsakit.
Belum sempat membuka pintu di rumah, seorang ibu, meminta alamat ibu Mariane yang sedang isoman. Ibu ini membawa titipan makanan dan obat-obatan untuk 10 hari yang dibutuhkan bu Mariane selama isolasi mandiri. Di depana rumah, kami meletakkan makanan dan obat-obatan itu di dalam boks yang sudah disedaikan untuk keperluan isoman. Kami tak bertemu bu Marianea, namun lebih penting ibu itu terpenuhi keperluannya selama 10 hari.
Saya lupa menanyakan ibu pemberi donasi itu, meski saya sudah mengucapkan terimakasih. Tanpa menanyakan nama, rasaya hambar ucapan terimakasih itu.
Malam hari saat mau tidur, Ketua RT Pak Syarul mengirim WA. “ Terimakasih pak. Tadi dua teman bapak datang memberitahu bahwa operasi jantung suami Bu Mariane sudah beres. Mereka berdua menunggu hingga sore dan semua beaya sudah dibayar lunas. Pak Markus sudah sempat videocall dengan Bu Mariane dan putranya berkat teman bapak itu.”
Saya benar-benar tercenung. Rupanya, beberapa saat ini, ketika pandemi menyergap negeri ini, saat banyak orang menjadi korban covid dan kekurangan ekonomi, ada saja orang-orang yang tanpa identitas, tanpa diminta datang membantu. Bisa kita lihat kejadian itu di manapun, kapanpun. Seperti kejadian hari ini di lingungan dengan keluarga Park Markus dan Bu Mariane. Juga mungkin di lingkungan Anda.
Lihatlah bagaimana seorang dokter menyediakan diri mengirim 1,000 paket obat dan pemeriksaan gratis kepada mereka yang sedang isolasi mandiri. Dua orang kakak beradik mempersiapkan mobilnya untuk dipakai bagi mreraka yang mau ke rumahsakit. Seorang pemuda kampung, menyediakan dirinya mengirim tabung oksigen bagi yang membutuhkan. Mat Peci atas nama kaum Nitizen memberikan rumah pada ibu muda penjual es batu yang menangis karena terharu. Satu keluarga tak mau disebut namanya, menyediakan diri membantu mencarikan darah palsma bagi yagn membutuhkan dan mengirimkan ke mana saja yang bisa terjangkau. Bunda Melinia mengirim jamu buatannya pada mereka yang terkena dampak ekonomi. Yayasan Tzu Chi menyumbang 1,000 ton beras dan 5,000 oksigen bagi mereka yang terpapar positif covid. Beberapa dermawan, diam-diam mengirim berbagai kebutuhan rumahtangga di malam hari saat orang pada tidur dan meletakkan di depan pintu rumah mereka.
Rupanya, malaikat telah menampakkan rupanya. Dalam bentuk seoranng orang bapak, rupa seorang ibu, bahkan rupa seperti anda, yang setiap saat selalu ingin membantu. Tanpa pamrih. Tanpa berkoar-koar. Saya ingata baenar, ketika saya ingin melihata sayap-sayap mereka seperti dalamkisah-kisah surga, para malaikat itu sengaja meletakkan sayap mereka di dalam dadanya. Disembunyikan di dalam hati.
Sesungguhnya mereka adalah malaikat-malaikat baik hati yang dikirim Tuhan untuk membantu sesama. Betapa senang saya melihat para malaikata itu. Berharap, mereka akan tinggal di bumi ini, selamanya.
Selamat Pagi Selalu para malaikat berwajah seribu. Berkah Gusti Allah Semesta alam….