Para Pengungsi Afganistan Sampai di Negara Tujuan, Apa Saja Yang Telah Disiapkan?

Seide.id – Puluhan ribu pengungsi Afganistan yang kemarin berjubel di bandara Kabul, banyak yang diangkut ke luar negeri tanpa membawa apa-apa. Pakaian pun hanya yang melekat di badan.

Sampai di tempat tujuan, para pengungsi itu diterlantarkan saja, atau benar-benar diurus? Menarik untuk disimak.

Sophia Cai reporter Bloomberg News yang mangkal di Gedung Putih melaporkan, pemerintahan Joe Biden bersama sekitar 200 perusahaan swasta tengah ngebut untuk menyiapkan tempat penampungan sementara bagi puluhan ribu pengungsi Afganistan yang masuk ke Amerika Serikat.

Departemen Luar Negeri AS menganggarkan  dana 2.275 dollar ( sekitar 32,4 juta rupiah) untuk tiap pengungsi untuk biaya hidup beberapa bulan ke depan.

Warga Afganistan mendarat di luar negeri, kebanyakan masih khawatir, takut dan bingung.

Membludak

Para pengungsi akan disebar ke seluruh penjuru negeri. Dana itu kelak akan dipakai untuk keperluan (sewa) tempat tinggal, makanan, sekolah anak dan keperluan lainnya.

Bila pada pemerintahan Donald Trump ia melakukan kebijakan ‘pilih-pilih’ terhadap mereka yang akan di tampung, maka, pada era Joe Biden pintu justru dibuka lebar-lebar.

Apalagi soal kemelut di Bandara Kabul kemarin, orang yang hendak mengungsi membludak, situasinya benar-benar darurat. Demi kemanusiaan, banyak negara berusaha membawa semampunya.

Dan nampaknya Amerika belum siap dengan datanganya  puluhan ribu pengungsi secara serempak. Menangani pengungsi, “ini bukan seperti menangani bisnis seperti yang biasanya, kita tidak siap, kita belum pernah melakukan (penampungan besar-besaran) seperti ini sebelumnya” kata Chris George, direktur eksekutif Integrated Refugee & Immigrant Services  badan yang menangani pengungsi dan imigran di New Haven, Connecticut, seperti yang dilaporkan Sophia Cai.

“Namun kita harus siap, meski tak sempurna, ya nggak apa-apa, karena semua serba darurat” sambung George lagi.

Sebanyak 50.000 pengungsi diijinkan masuk Amerika atas alasan kemanusiaan, mereka kelak bisa mengajukan ijin tinggal permanen dalam satu tahun ke depan.

Sementara warga Afganistan yang lain, yang kemarin bekerja secara langsung bagi pemerintah Amerika -seperti misalnya staf lokal kedutaan besar- akan masuk Amerika dengan ijin yang berbeda. Menteri Keamanan Dalam Negeri, Alejandro Mayorkas, menyebut sekitar 31.600 orang staf lokal masuk mengantongi visa khusus.

Pengungsi sampai di bandara Frankfurt, Jerman (REUTERS/Thilo Schmuelgen)

Airbnb dan Walmart menyumbang

Dibutuhkan lebih banyak lembaga seperti yang dikelola Chris George, karena bersentuhan langsung dengan para pengungsi. Mereka masih awam, tinggal di negeri yang baru dengan lingkungan yang sama sekali berbeda.

Beruntunglah George tidak sendirian, perusahaan global seperti Airbnb Inc, pionir marketplace penginapan yang menawarkan bermalam di rumah, apartemen, yacht, kastil, pulau pribadi, iglo, mobil, hingga rumah pohon – memberi jaminan rumah tinggal bagi 20.000 warga Afganistan yang mengungsi di seluruh dunia.

Dan jaringan departemen store Wal-Mart Stores, Inc menyumbang 1 juta dollar pada lembaga Chris George.

Pekerjaan

Di atas semua kebutuhan primer, para pengungsi memang membutuhkan lapangan pekerjaan dengan segera.

Texas Medical Technology, produsen peralatan medis yang bermarkas di Houston telah memperkerjakan 5 dari 100 pengungsi Afganistan.

Kebutuhan pekerja akan terus ditambah, untuk berbagai posisi lainnya. Mereka juga diperlukan untuk menangani tekstil dan mesin.

“Kami butuh pekerja, karena itu kami terbuka dengan kedatangan warga Afganistan” tutur Sean Rybar, salah satu pemilik perusahaan.

Konflik yang terjadi di Afganistan kemarin menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi melalui udara. Ada 13 negara yang saat ini menjadi tempat penampungan.

Tersebar dari Kanada, Jerman hingga Uganda.

(gun)

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.