“Itu membunuh keanekaragaman hayati, membunuh Bumi, membunuh segalanya,” katanya
Dalam sebuah wawancara televisi pada Minggu (06/02), Paus Fransiskus menyebut membuang plastik di saluran air adalah “kriminal” dan harus diakhiri jika umat manusia ingin menyelamatkan Bumi untuk generasi mendatang.
Dalam siaran televisi, Paus Fransiskus membahas soal pelestarian lingkungan, seruan berhenti membeli senjata, hingga masalah migran di Uni Eropa
Dalam sebuah wawancara selama satu jam di RAI’s Channel 3, Paus Fransiskus mengulangi beberapa tema utama kepausannya, dengan mengutuk pengeluaran berlebihan untuk persenjataan, membela hak-hak migran, dan mengutuk kekakuan ideologis oleh kaum konservatif di gereja.
Fransiskus yang menjadikan pelestarian lingkungan sebagai landasan kepausannya, sebagaimana dilansir Deutsche Welle menceritakan bagaimana para nelayan Italia datang kepadanya dan mereka mengaku menemukan berton-ton plastik di Laut Adriatik. Di lain kesempatan, jumlah sampahnya dua kali lebih banyak dan para nelayan secara sukarela melakukan pembersihan.
“Membuang plastik ke laut adalah kriminal. Itu membunuh keanekaragaman hayati, membunuh Bumi, membunuh segalanya,” katanya.
“Menjaga ciptaan adalah pendidikan (proses) di mana kita harus terlibat,” katanya, mengutip sebuah lagu milik penyanyi Brasil Roberto Carlos, di mana seorang anak bertanya kepada ayahnya mengapa “sungai tidak lagi bernyanyi” dan sang ayah menjawab bahwa “kita menyelesaikannya.”
Saat ditanya tentang selera musiknya, Francis yang pada bulan lalu berkunjung ke toko kaset mengaku dia sangat menyukai musik klasik dan tango.
Ditanya apakah dia menari tango, sebagai seorang pemuda di negara asalnya Argentina, Francis (85) menyebut, “A porteño yang tidak menari tango bukanlah porteño”. Porteño adalah nama Spanyol untuk penduduk Buenos Aires, kota kelahirannya.
Jawaban Paus tentang perang
Menanggapi pertanyaan tentang perang, Paus Fransiskus berkata : “Pikirkan tentang itu. Jika kita berhenti membuat senjata selama satu tahun, kita dapat memberi makan dan mendidik seluruh dunia. Kita telah terbiasa dengan perang. Ini sulit, tetapi itulah kenyataannya.”
Francis tidak merinci sumber statistik yang dia kutip, tetapi di masa lalu dia telah menyerukan larangan total senjata nuklir, dengan mengatakan bahwa kepemilikan mereka untuk pencegahan saja tidak bermoral. Dia juga telah menyerukan agar pengeluaran persenjataan dialihkan untuk penelitian dan membantu yang paling membutuhkan, demi mencegah pandemi di masa depan.
Paus Fransiskus kembali meminta Uni Eropa untuk mendistribusikan migran yang mencapai Italia dan Spanyol dari Afrika Utara ke semua negara Uni Eropa agar tidak menimbulkan ketegangan sosial yang berlebihan di beberapa negara.
Wawancara dengan pembawa acara program Minggu populer Che Tempo Che Fa (Seperti Apa Cuacanya?) dilakukan melalui tautan satelit dari studio RAI di Milan di kediaman Santa Marta, Vatikan, tempat Paus tinggal.
Fransiskus telah menghindari apartemen kepausan yang luas, tetapi terisolasi di Istana Apostolik Vatikan yang digunakan oleh para pendahulunya. Dia tinggal di suite sederhana di Santa Marta, di mana dia biasanya makan di area umum dan naik lift sendiri.
Alasan Francis tinggal di sana karena dia merasa “bukan orang suci” seperti para pendahulunya dan perlu berada di sebanyak mungkin orang. Seraya menambahkan, jika dia punya “sedikit, tapi nyata” teman. (DW/dms)