Polisi Jepang lalu memberi perlindungan penuh pada Krystina saat perjalanan dari Bandara menuju kedutaan Polandia di Tokyo. Hari Rabu pagi, Polisi juga mengawal rombongan Krystina kembali menuju bandara.
Atlet itu sebenarnya telah lolos babak kwalifikasi Olimpiade Tokyo di nomor 100m dan 200 m, namun kejadian berikutnya membuyarkan konsentrasinya.
Ia atlet berbakat, pada pesta olah raga musim panas antar universitas se-dunia di Napoli, Italia, tahun 2019, Krystina menyabet medali emas untuk nomor 200 meter.
Benarkah Krystina dipaksa bertanding? Pelatih dan ofisial Belarusia menampik, mereka menilai justru Krystina yang memiliki masalah dengan kestabilan jiwanya.
Keterangan ini kontan dibantah Krystina, pada BBC ia berkata tak memiliki masalah dengan kesehatan jiwanya, dan selama ini ia tidak pernah membuat janji konsultasi dengan dokter selama berada di Kampung Atlet.
Meski Polandia menawarkan perlindungan penuh, Krystina berkata kalau ia hanya perlu menyingkir untuk sementara waktu, “ini bukan soal politik. Kalau keadaan sudah aman, saya akan kembali. Lima atau sepuluh tahun lagi” katanya.
Suami Krystina, Arseniy Zdanevich, dikabarkan telah terbang ke Ukraina, untuk kemudian menuju Polandia dan bertemu istrinya.
Yang menakutkan, Vitaly Shishov, pemimpin organisasi yang mengupayakan warga Belarusia untuk lari ke luar negeri, hari Selasa kemarin ditemukan telah meninggal dunia di dekat rumahnya di Ukraina. Vitaly kemungkinan telah diikuti oleh pihak keamanan Belarusia.
Rezim Kejam
Semua kekisruhan ini berawal dari sikap presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang telah berkuasa sejak 1994 dengan cara keras dan represif. Tahun lalu terjadi demonstrasi besar-besaran di seluruh Belarusia yang memprotes hasil pemilu yang dinilai penuh kecurangan. Para pemrotes diantaranya adalah para atlet top di negeri itu.
Melihat kasus Krystina, juru bicara Uni Eropa untuk masalah Politik Luar Negeri, Nabila Massrali, berkata: “ini adalah contoh lain kebrutalan yang dilakukan oleh rezim Lukashenko”
“Kita mendukung penuh aksi solidaritas anggota Uni Eropa untuk Krystina Timanovskaya, terima kasih bahwa Polandia telah memberikan visa perlindungan atas nama kemanusiaan” sambung Massrali pada kantor berita Reuters. (gun)